Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pengambilan- keputusan etis.
Apa yang menyebabkan perilaku tak-etis dalam organisasi? Tak bermoralkah individu atau lingkungan kerja yang menggalakkan kegiatan yang tak etis? Jawabanya adalah kedua duanya! Bukti menandakan bahwa tindakan etis dan tak etis sebagian besar merupakan suatu fungsi baik dari karakteristik individu dan lingkungan dalam dimana ia bekerja.
Tahap-tahap perkembangan moral adalah suatu penilaian (assesment) dari kapasitas seseorang untuk menimbang-nimbang apakah yang secara moral benar. Makin tinggi per-kembangan moral seorang, makin kurang bergantung ia pada pengaruh-pengaruh luar dan, dari situ, akan makin cenderung ia untuk berperilaku etis. Misalnya, kebanyakan orang dewasa berada di tingkat menengah dari perkembangan moral-mereka sangat dipengaruhi oleh rekan sekerja dan akan mengikuti aturan dan prosedur suatu organisasi. Individu-individu yang telah maju ke tahap-tahap yang lebih tinggi itu menaruh nilai yang bertambah pada hak-hak orang lain, tak peduli akan pendapat mayoritas, dan kemungkinan besar menantang praktik-praktik organisasi yang mereka yakini secara pribadi sebagai keliru.
Itu adalah karakteristik kepribadian yang mengukur sejauh mana orang meyakini bahwa mereka bertanggungjawab untuk peristiwa-peristiwa dalam hidup mereka. Riset menunjukkan bahwa orang-orang dengan tempat kedudukan kendali eksternal (yaitu: apa yang terjadi pada mereka dalam kehidupan disebabkan oleh kemujuran atau peluang) lebih kecil kemungkinannya untuk memikul tanggung jawab atas konsekuensi-konskuensi dari perilaku mereka dan lebih besar kemungkinan untuk mengandalkan pengaruh-pengaruh eksternal. Kaum internal, di pihak lain, lebih mungkin untuk mengandalkan pada standar internal mereka sendiri mengenai benar atau salah untuk memandu perilaku mereka.
Lingkungan organisasional merujuk ke suatu persepsi karyawan mengenai pengharapan (ekspektasi) organisasional. Apakah organisasi itu mendorong dan mendukung perilaku etis dengan mengganjarnya atau menghalangi perilaku tak etis dengan menghukumnya? Kode etik yang tertulis, perilaku moral yang tinggi oleh manajemen senior, pengharapan yang realistis akan kinerja, penilaian kinerja yang mengevaluasi cara maupun hasil, pengakuan yang tampak dan promosi untuk individu-individu memperagakan perilaku moral yang tinggi, dan hukuman yang tampak untuk mereka yang bertindak tak etis merupakan beberapa contoh dari lingkungan organisasional yang kemungkinan besar memupuk pengambilan keputusan yang sangat etis.
Sebagai ringkasan, orang-orang yang kekurangan rasa moral yang kuat akan jauh lebih kecil kemungkinannya untuk mengambil keputusan tak etis jika mereka dikendalai oleh lingkungan organisasional yang tidak menyukai perilaku semacam itu. Sebaliknya, individu yang sangat berbudi dapat dicemari oleh suatu lingkungan organisasional yang mengizinkan atau mendorong praktik-praktik tak etis.