Banyak cara atau teknik membaca yang dapat dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan membaca cepat. Nurhadi (1989: 30) mengemukakan teknik-teknik untuk meningkatkan membaca cepat adalah sebagai berikut :
1) Biasakan untuk membaca kelompok-kelompok kata.
2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca.
3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau halaman.
4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat.
5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang:
6) Jika penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil, arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah secara vertikal.
Strategi-strategi membaca cepat yang harus dilakukan atau dilatihkan menurut Harjasujana, dkk. (1988: 7.6) yaitu, (1) pola diagonal; (2) pola vertikal; (3) pola zigzag; (4). pola spiral; (5) pola blok; dan (6) pola horizontal. Strategi-strategi membaca tersebut dapat digunakan dan dipilih guru dalam melatih siswa membaca cepat. Strategi membaca cepat dapat dilakukan terutama arah titik pandang saat membaca.
Strategi membaca cepat itu tidak hanya berlaku bagi orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan (yang bersekolah saja), tetapi bagi yang tidak bersekolah (yang sudah tidak bersekolah) pun sangat diperlukan. Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang akan mencari nomor telepon dari buku telepon. Untuk mencari nomor telepon dari buku setebal buku telepon tentu saja akan sulit kalau tidak mengetahui cara membaca yang efektif dan efisien. Membaca halaman demi halaman itu melelahkan, dan sampai kapan ibu itu akan menemukannya. Untuk itu, jelas sekali bahwa banyak kegiatan dalam kehidupan sehari-hari bahkan hampir semua kegiatan melibatkan keterampilan membaca.
Untuk meningkatkan kecepatan membaca, terdapat beberapa strategi pola membaca cepat yang dapat digunakan. Pola-pola membaca dimaksud dapat dilukiskan dalam bentuk gerakan mata pada saat membaca, seperti bagan berikut :
Pola-pola membaca cepat. Kusmana (2009:88)
Setiap pembaca memiliki tingkat kecocokan yang berbeda dengan variasi strategi pola membaca cepat tersebut. Oleh karenanya, setiap orang dapat memilih pola yang mana saja sesuai dengan tingkat kecocokannya dengan pola tersebut.
Kegiatan membaca yang dilakukan itu bukanlah membaca dengan waktu yang banyak, melainkan kegiatan membaca cepat dalam waktu yang relatif singkat. Apabila penulis perhatikan contoh seperti pelajar, penulis sendiri, juga ibu rumah tangga tadi, untuk memperoleh informasi atau sesuatu dari suatu bacaan maka harus mampu melakukan kegiatan membaca cepat.
Cara menentukan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) digunakan rumus berikut ini:
Keterangan :
K = Jumlah kata yang dibaca
W = Waktu tempuh baca dalam menit
S = Jumlah yang benar dari tes pemahaman
Si = Skor ideal
Sebelum mengukur KEM, seorang pembaca harus mengetahui jumlah kata dalam sebuah bacaan. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara manual atau menghitung satu per satu dan dapat pula dengan cara taksiran. Akan tetapi, penghitungan cara manual tersebut akan sangat tidak efektif. Oleh karena itu, Tampubolon (1987:245) menganjurkan untuk melakukannya lewat cara taksiran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Hitung jurnlah kata yang terdapat dalam suahi garis penuh (dari pinggir kiri ke pinggir kanan pada suatu halaman bacaan). Setelah itu, tulislah katanya pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikutnya tidak perlu dihitung.
2) Setelah itu hitunglah jumlah baris pada halaman yang bersangku.tan dari baris pertama sampai baris terakhir. Baris yang hanya memiliki rangkaian kata separuh dari baris atau kurang penuh maka tidak perlu dihitung.
3) Kalikan jumlah kata pada bagian pertama (jumlah 1) dengan jumlah ; baris (jumlah 2). Hasil perkalian itulah yang merupakan jumlah (kirakira) kata yang terdapat dalam teks bacaan.
Selain menggunakan tafsiran, seiring dengan perkembangan teknologi komputer, maka sebuah bacaan dapat diketahui dengan mudah jumlah kata, kalimat, dan juga paragraf dari bagian yang ingin ketahui. Apabila dapat menggunakan teknologi komputer, maka bagian kata-kata yang ingin diketahui jumlahnya cukup diblok, kemudian menggunakan menu mengidentifikasi jumlah kata.Wacana yang digunakan dalam tes KEM hendaknya dipilih dari wacana yang layak. Artinya, harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan dites. Untuk itu, proses pemilihanya, perlu memerhatikan pertimbangan-pertimbangan antara lain, (1) aspek kesulitan wacana, (2) aspek isi wacana, (3) aspek panjang pendek wacana, dan (4) faktor bentuk dan jenis wacana, Kusmana (2009:90).
Aspek pemahaman isi wacana dalam tes KEM berkenaan dengan aspek kognitif dengan berbagai jenjangnya. Oleh karena itu, untuk mengukur tingkat pemahaman yang lengkap dari subjek peserta tes, maka tes KEM hendaknya mencakup jenjang-jenjang kognitif, yaitu jenjang ingatan, terjemahan, pemahaman, penerapan (sebagai jenjang kognitif tingkat dasar), analisis, sintesis, dan evaluasi (sebagai jenjang kognitif tingkat tinggi).
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) ialah kecepatan yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata diberi panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang diperoleh. Jadi, ada dua aspek yang diperhatikan dalam kecepatan efektif membaca, yaitu kecepatan membaca dan pemahaman terhadap isi bacaan.
1) Biasakan untuk membaca kelompok-kelompok kata.
2) Jangan mengulang-ulang kalimat yang telah dibaca.
3) Jangan selalu berhenti lama di awal baris atau halaman.
4) Cari kata-kata kunci yang menjadi tanda awal dari adanya gagasan utama sebuah kalimat.
5) Abaikan saja kata-kata tugas yang sifatnya berulang-ulang:
6) Jika penulisan bacaan itu dalam bentuk kolom-kolom kecil, arah gerak mata bukan ke samping secara horizontal, tetapi ke bawah secara vertikal.
Strategi-strategi membaca cepat yang harus dilakukan atau dilatihkan menurut Harjasujana, dkk. (1988: 7.6) yaitu, (1) pola diagonal; (2) pola vertikal; (3) pola zigzag; (4). pola spiral; (5) pola blok; dan (6) pola horizontal. Strategi-strategi membaca tersebut dapat digunakan dan dipilih guru dalam melatih siswa membaca cepat. Strategi membaca cepat dapat dilakukan terutama arah titik pandang saat membaca.
Strategi membaca cepat itu tidak hanya berlaku bagi orang yang berkecimpung dalam dunia pendidikan (yang bersekolah saja), tetapi bagi yang tidak bersekolah (yang sudah tidak bersekolah) pun sangat diperlukan. Misalnya, seorang ibu rumah tangga yang akan mencari nomor telepon dari buku telepon. Untuk mencari nomor telepon dari buku setebal buku telepon tentu saja akan sulit kalau tidak mengetahui cara membaca yang efektif dan efisien. Membaca halaman demi halaman itu melelahkan, dan sampai kapan ibu itu akan menemukannya. Untuk itu, jelas sekali bahwa banyak kegiatan dalam kehidupan sehari-hari bahkan hampir semua kegiatan melibatkan keterampilan membaca.
Untuk meningkatkan kecepatan membaca, terdapat beberapa strategi pola membaca cepat yang dapat digunakan. Pola-pola membaca dimaksud dapat dilukiskan dalam bentuk gerakan mata pada saat membaca, seperti bagan berikut :
Gambar 1
Pola-pola membaca cepat. Kusmana (2009:88)
Setiap pembaca memiliki tingkat kecocokan yang berbeda dengan variasi strategi pola membaca cepat tersebut. Oleh karenanya, setiap orang dapat memilih pola yang mana saja sesuai dengan tingkat kecocokannya dengan pola tersebut.
Kegiatan membaca yang dilakukan itu bukanlah membaca dengan waktu yang banyak, melainkan kegiatan membaca cepat dalam waktu yang relatif singkat. Apabila penulis perhatikan contoh seperti pelajar, penulis sendiri, juga ibu rumah tangga tadi, untuk memperoleh informasi atau sesuatu dari suatu bacaan maka harus mampu melakukan kegiatan membaca cepat.
Cara menentukan Kemampuan Efektif Membaca (KEM) digunakan rumus berikut ini:
Keterangan :
K = Jumlah kata yang dibaca
W = Waktu tempuh baca dalam menit
S = Jumlah yang benar dari tes pemahaman
Si = Skor ideal
Sebelum mengukur KEM, seorang pembaca harus mengetahui jumlah kata dalam sebuah bacaan. Untuk mengetahuinya dapat dilakukan dengan cara manual atau menghitung satu per satu dan dapat pula dengan cara taksiran. Akan tetapi, penghitungan cara manual tersebut akan sangat tidak efektif. Oleh karena itu, Tampubolon (1987:245) menganjurkan untuk melakukannya lewat cara taksiran. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Hitung jurnlah kata yang terdapat dalam suahi garis penuh (dari pinggir kiri ke pinggir kanan pada suatu halaman bacaan). Setelah itu, tulislah katanya pada selembar kertas catatan. Kata yang bersambung ke baris berikutnya tidak perlu dihitung.
2) Setelah itu hitunglah jumlah baris pada halaman yang bersangku.tan dari baris pertama sampai baris terakhir. Baris yang hanya memiliki rangkaian kata separuh dari baris atau kurang penuh maka tidak perlu dihitung.
3) Kalikan jumlah kata pada bagian pertama (jumlah 1) dengan jumlah ; baris (jumlah 2). Hasil perkalian itulah yang merupakan jumlah (kirakira) kata yang terdapat dalam teks bacaan.
Selain menggunakan tafsiran, seiring dengan perkembangan teknologi komputer, maka sebuah bacaan dapat diketahui dengan mudah jumlah kata, kalimat, dan juga paragraf dari bagian yang ingin ketahui. Apabila dapat menggunakan teknologi komputer, maka bagian kata-kata yang ingin diketahui jumlahnya cukup diblok, kemudian menggunakan menu mengidentifikasi jumlah kata.Wacana yang digunakan dalam tes KEM hendaknya dipilih dari wacana yang layak. Artinya, harus disesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan dites. Untuk itu, proses pemilihanya, perlu memerhatikan pertimbangan-pertimbangan antara lain, (1) aspek kesulitan wacana, (2) aspek isi wacana, (3) aspek panjang pendek wacana, dan (4) faktor bentuk dan jenis wacana, Kusmana (2009:90).
Aspek pemahaman isi wacana dalam tes KEM berkenaan dengan aspek kognitif dengan berbagai jenjangnya. Oleh karena itu, untuk mengukur tingkat pemahaman yang lengkap dari subjek peserta tes, maka tes KEM hendaknya mencakup jenjang-jenjang kognitif, yaitu jenjang ingatan, terjemahan, pemahaman, penerapan (sebagai jenjang kognitif tingkat dasar), analisis, sintesis, dan evaluasi (sebagai jenjang kognitif tingkat tinggi).
Kecepatan Efektif Membaca (KEM) ialah kecepatan yang dicapai oleh pembaca berdasarkan rumus banyaknya jumlah kata diberi panjangnya waktu yang diperlukan, diperbanyak dengan persentase skor yang diperoleh. Jadi, ada dua aspek yang diperhatikan dalam kecepatan efektif membaca, yaitu kecepatan membaca dan pemahaman terhadap isi bacaan.