BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.1 Latar Belakang Masalah
Keterampilan membaca sangat diperlukan masyarakat yang berbudaya. Membaca merupakan alat untuk mencari ilmu pengetahuan dari bacaan, membaca mengandung aneka ragam pengertian. Membaca merupakan suatu proses yang menunjukkan pemahaman membaca dapat membuka pikiran yang intelektual.
Kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, seorang harus mampu berbahasa agar dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain, Keraf (1993:16) mengatakan:
“Seorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan karena apa yang dipikirkan atau dimaksudkan tidak akan sempurna dilakukan kepada orang lain. Hal ini akan menimbulkan kesalah pahaman. Sangsi langsung yang dapat diterima oleh pembicara adalah bahwa apa yang digunakan atau dikehendaki tidak segera mendapat tanggapan.”
Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca akan berakibat buruk. Siswa yang kurang terampil membaca dan menulis senantiasa kehilangan butir dalam penalaran diskusi.
Pemahaman terhadap sebuah wacana khususnya artikel menuntut pemahaman terhadap pokok pikiran yang terdapat pada setiap paragraf yang tercantum pada sebuah artikel. Artikel dibangun atau dikembangkan dari paragraf-paragraf. Masing-masing paragraf mempunyai pokok-pokok pikiran tersendiri. Setiap paragraf mempunyai satu pokok pikiran, yang kadang-kadang diwujudkan dengan kalimat topik. Artinya pokok pikiran atau ide paragraf tersebut tidak tersurat, melainkan tersirat. Dengan kata lain ide paragraf tersebut terdapat pada keseluruhan kalimat yang terdapat pada paragraf dalam artikel. Sejalan dengan pendapat Keraf (1980:62) mengatakan :
“Melalui paragraf-paragraf kita mendapat suatu efek lain, yaitu kita bisa membedakan di mana suatu tema akan dimulai dan berakhir.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa di dalam paragraf terdapat tema yang menjadi pedoman untuk mengetahui maksud dan tujuan bacaan dalam paragraf tersebut.
Bertolak dari pernyataan di atas penulis tertarik memilih judul penelitian yaitu : “Hubungan Kemampuan Membaca Cepat terhadap Kemampuan Menentukan Pokok Pikiran Dalam Artikel Oleh Siswa kelas X SMA Bina Bersaudara Medan Tahun Pembelajaran 2012-2013.”
Kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan, seorang harus mampu berbahasa agar dapat menyampaikan sesuatu kepada orang lain, Keraf (1993:16) mengatakan:
“Seorang yang belum mahir mempergunakan bahasa akan menemukan kesulitan karena apa yang dipikirkan atau dimaksudkan tidak akan sempurna dilakukan kepada orang lain. Hal ini akan menimbulkan kesalah pahaman. Sangsi langsung yang dapat diterima oleh pembicara adalah bahwa apa yang digunakan atau dikehendaki tidak segera mendapat tanggapan.”
Siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca akan berakibat buruk. Siswa yang kurang terampil membaca dan menulis senantiasa kehilangan butir dalam penalaran diskusi.
Pemahaman terhadap sebuah wacana khususnya artikel menuntut pemahaman terhadap pokok pikiran yang terdapat pada setiap paragraf yang tercantum pada sebuah artikel. Artikel dibangun atau dikembangkan dari paragraf-paragraf. Masing-masing paragraf mempunyai pokok-pokok pikiran tersendiri. Setiap paragraf mempunyai satu pokok pikiran, yang kadang-kadang diwujudkan dengan kalimat topik. Artinya pokok pikiran atau ide paragraf tersebut tidak tersurat, melainkan tersirat. Dengan kata lain ide paragraf tersebut terdapat pada keseluruhan kalimat yang terdapat pada paragraf dalam artikel. Sejalan dengan pendapat Keraf (1980:62) mengatakan :
“Melalui paragraf-paragraf kita mendapat suatu efek lain, yaitu kita bisa membedakan di mana suatu tema akan dimulai dan berakhir.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat ditarik simpulan bahwa di dalam paragraf terdapat tema yang menjadi pedoman untuk mengetahui maksud dan tujuan bacaan dalam paragraf tersebut.
Bertolak dari pernyataan di atas penulis tertarik memilih judul penelitian yaitu : “Hubungan Kemampuan Membaca Cepat terhadap Kemampuan Menentukan Pokok Pikiran Dalam Artikel Oleh Siswa kelas X SMA Bina Bersaudara Medan Tahun Pembelajaran 2012-2013.”
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi suatu penelitian perlu dijelaskan ciri-ciri masalah yang akan diteliti untuk mempermudah menetapkan rumusan masalah penelitian. Arikunto (2010:42) dikatakan :
”Waktu akan mengidentifikasi masalah, akan dijumpai lebih dari satu masalah yang dianggap penting untuk diteliti. Apa dan bagaimana masalah yang akan diteliti didefenisikan. Masalah yang akan diteliti harus relevan, jelas, tepat, serta berpengaruh tinggi terhadap pokok permasalahan itu.
Identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :
- Siswa sulit menemukan pokok pikiran dalam suatu bacaan
- Kurangnya minat membaca dalam membaca buku-buku diperpustakaan
- Kurangnya perbendaharaan kata yang dimiliki siswa dalam mengukapkan pikiran
- Siswa kurang mampu memahami isi buku yang dibacanya.
1.3 Pembatasan Masalah
Permasalahan dalam penelitian ini haruslah spesifik, karena penelitian akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan penelitiannya, apabila masalah yang digarapnya terlalu luas. Hal ini sesuai dengan pendapat Surakman (1982:36).
Masalah yang dirumuskan terlalu luas, tidak dapat dipakai sebagai masalah penyelidikan, karena tidak pernah ada batasan masalah itu. Pembatasan ini diperlukan bukan hanya saja untuk memudahkan atau menyederhanakan masalah, juga untuk dapat menerapkan segala yang diperlukan untuk pemecahannya.
Berdsarkan pendapat di atas diketahui bahwa pembatasan masalah sangat penting agar arahnya tidak menyulitkan bagi peneliti. Bertitik tolak dari pendapat di atas maka dalam penelitian ini masalah yang dibahas adalah membaca, pemahaman dan pokok pikiran itupun tidak semua aspek diteliti hanya kemampuan siswa membaca cepat dan menentukan pokok pikiran dalam artikel. Sedangkan dari tulisan siswa dibatasi hanya isi (ketepatan menentukan pokok dengan isi), kemudian mencari pengaruh membaca cepat terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran dalam artikel.
1.4 Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan kelanjutan uraian pendahuluan. ”Rumusan masalah pada hakikatnya adalah generalisasi deskripsi ruang lingkup masalah. Pembatasan dimensi dan analisa variabel yang tercakup di dalamnya.” Ali (1987:39). Dalam hal ini perumusan dibuat dalam bentuk pertanyaan deskriptif atau pertanyaan sekitar masalah yang diteliti”.
Penelitan ini termasuk penelitian deskriptif dengan memperoleh gambaran terukur tentang hubungan kemampuan siswa membaca cepat terhadap kemampuan menulis pokok pikiran.
- Apakah siswa mampu membaca cepat ?
- Apakah siswa terampil menentukan pokok pikiran ?
- Apakah kemampuan siswa membaca cepat mempengaruhi kemampuan menentukan pokok pikiran ?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah langkah utama untuk menentukan ke arah mana sasaran penelitian. Tujuan merupakan juga titik akhir penelitian, maka kemampuan merumuskan tujuan dapat menemukan keberhasilan penelitian yang dilaksanakan.
Seperti dinyatakan Ali (1987:9)
”Tujuan penelitian sangat besar pengaruhnya terhadap komponen atau elemen penelitian lain, terutama metode teknik, alat maupun generalisasiyang diperoleh. Oleh karena itu, ketajaman seseorang dalam merumuskan tujuan penelitian pada dasarnya merupakan titik anjak dan titik tuju yang akan dicapai seseorang melalui kegiatan penelitianyang dilakukan.”
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan tingkat kemampuan membaca cepat siswa kelas X SMA Bina Bersaudara Medan
2. Mendeskripsikan tingkat kemampuan siswa kelas X SMA Bina Bersaudara Medan menentukan pokok pikiran dalam artikel
3. Mendeskripsikan hubungan kemampuan membaca cepat terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran dalam artikel oleh siswa kelas X SMA Bina Bersaudara Medan.
1.6 Manfaat Penelitian
Apabila tujuan penelitian dapat berjalan dengan baik, maka diharapkan akan memberi manfaat bagi peneliti lembaga tertentu ataupun masyarakat. Hal ini sejalan dengan pendapat Ali (1987:9) yakni :
”Penelitian pendidikan sangat besar manfaatnya bagi sistem pendidikan maupun untuk kepentingan praktis dalam penyelenggaraan pendidikan. Dengan penelitian dapat diketahui hal-hal yang berhubungan dengan berbagai faktor baik yang menghambat maupun menunjang perkembangan pendidikan.”
Oleh sebab itu, penelitian ini pun diharapkan bermanfaat.
- Sebagai bahan masukan dan pertimbangan guru bahwa kemampuan membaca cepat mempunyai hubungan terhadap kemampuan menentukan pokok pikiran.
- Sebagai bahan masukan bagi siapa saja yang melakukan penelitian yang relevan.
- Bermanfaat bagi siapa saja yang membaca tulisan ini dalam bidang membaca cepat dan menentukan pokok pikiran.
- Hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengajaran Bahasa Indonesia bagi sekolah yang bersangkutan khususnya.