Skala sebagai alat ukur psikologis
Skala adalah kumpulan pernyataan-pernyatan mengenai suatu obyek tertentu dimana respon subyek pads setiap pernyataan dapat disimpulkan mengenai arch dan intensitas individu yang akan diukur (Azwar, 2002: 95). Sedangkan menurut Kerlinger (2000: 775) skala adalah sehimpunan butir verbal yang untuk setiap butirnya seorang individu memberikan jawaban dengan menyatakan tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan, atau menjawab dengan cara lain.
Menurut Azwar (2000: 5) skala sebagai alat ukur psikologis memiliki beberapa karakteristik, antara lain:
1. Stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung memgungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dari atribut yang bersangkutan.
2. Skala psikologis selalu terdiri dari banyak item, karena atribut psikologis diungkap secara tidak langsung lewat indikator-indikator perilaku, dan indikator-indikator perilaku diterjemaahkan dalam bentuk item-item.
3. Respon subyek tidak diklasifikasikan sebagai jawaban "benar' atau "salah".
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui. Angket dapat dipakai untuk menyebut metode maupun instrumen (Arikunto, 2002: 128).
Perskalaan pada angket menggunakan skala model Likert. Pada model Likert ini perangsangnya adalah pernyataan, dimana indikator variabel dijadikan titik tolak untuk menyusun daftar yang berisi serangkaian pernyataan tertulis (aitem-aitem), yang akan dijawab dan diisi oleh tiap subjek. Respon yang diharapkan diberikan oleh subjek nantinya adalah taraf kesetujuan atau ketidaksetujuan (Suryabrata, 2005: 186).
Pada saat akan menyusun pernyataan, perlu dilakukan penyusunan kisi-kisi (blue print) untuk merumuskan setepat mungkin ruang lingkup dan tekanan tes dan bagian-bagiannya, sehingga perumusun tersebut dapat menjadi petunjuk yang efektif bagi siperakit soal.