Iklim Organisasi adalah
Iklim organisasi adalah suatu persepsi tentang lingkungan, kepercayaan, nilai, dan norma anggota organisasi-organisasi. Karena itu iklim organisasi dalam perusahaan merupakan hal yang tidak dapat diabaikan. Suatu permasalahan akan muncul dalam organisasi dan sesuai dengan keadaan yang ada, iklim organisasi yang baik akan berdampak baik atau tinggi pada prestasi kerja karyawan. Walaupun perusahaan telah menginterprestasikan kebutuhan dirinya dan individu didalamnya serta mewujudkan kebutuhan-kebutuhan itu dengan menciptakan iklim yang baik tetapi karyawan tidak selalu memiliki tanggapan yang sama, tanggapan karyawan terhadap lingkungan kerjanya tidak selalu objektif.
Bagi industri, iklim organisasi merupakan suatu lingkungan manusia dan di dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Iklim dapat mempengaruhi motivasi, prestasi, dan kepuasan kerja. Iklim mempengaruhi hal itu dengan membentuk harapan pegawai tentang konsekuensi yang akan timbul dari bebagai tindakan (Davis, 1994: 21).
Pfeffer (dalam Indrawijaya, 1989: 226) mengatakan bahwa pada sejumlah organisasi perusahaan baik perusahaan besar, menengah, maupun yang berskala kecil untuk mencapai keunggulan atau prestasi kerja yang baik tidak lagi tergantung pada teknologi, hak paten ataupun posisi strategis tetapi lebih menekankan pada bagaimana perusahaan mengelola tenaga kerja.
Pengelolaan tenaga kerja berdasarkan falsafah yang tidak hanya mengakui efektivitas dan efisiensi saja tetapi juga harus mengakui pentingnya nilai karyawan sebagai individu, karena salah satu elemen pokok suatu organisasi adalah kesediaan dan kemampuan karyawan untuk memberikan sebagaian daya upaya masing-masing secara nyata pada sistem kerja sama untuk tujuan organisasi. Selain itu pula untuk menghasilkan output yang baik maka diperlukan kerja dengan segala kondisi kerja dan situasi kerja yang menunjang, kebijaksanaan administrasi, penyeliaan atau pengawasan, hubungan antar pribadi, dan sekuriti. Faktor-faktor tersebut oleh Herzberg (dalam Hersey, 1995: 68) dikaitkan dengan kondisi dimana pekerjaan dilaksanakan yang disebut sebagai iklim baik dalam organisasi.
Menurut Hellriegell dan Slocum (dalam Jewel, 1998: 374) iklim organisasi merupakan konsensus dari persepsi para anggota mengenai bagaimana organisasi dan atau sub sistemnya berurusan dengan anggotanya dan lingkungan luarnya.
Hasil penelitian yang lain dilakukan oleh Anggrani (1992: 52) disini diperoleh hasil penelitian bahwa iklim organisasi berhubungan positif dengan motivasi kerja karyawan. Dimana rxy = 0,491; p = 0,000. berdampak baik atau tinggi pada kepuasan kerja seseorang, tetapi dapat pula berdampak lebih rendahnya kepuasan kerja seseorang.
Data penelitian yang dilakukan oleh Aryanto (2004: 61), diperoleh hasil penelitian instrumen self efficacy 0,928, kemudian dari analisis statistika utama didapatkan korelasi positif antara prestasi kerja dengan self efficacy dan budaya organisasi sebesar 0,765 pada taraf signifikan jadi dari analisa diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesa adanya hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi kerja dengan self efficacy dan budaya organisasi diterima.
Salah satu upaya dalam meningkatkan prestasi kerja adalah dengan menciptakan iklim organisasi yang menguntungkan. Keadaan tersebut menuntut seorang pemimpin untuk mengelola organisasi dengan efektif agar tercipta iklim organisasi yang baik. Setiap tindakan yang dilakukan pimpinan atau menejer akan mempengaruhi iklim organisasi, dimana keberadaan iklim organisasi pada kebanyakan organisasi dibentuk oleh kepemimpinan yang tepat dalam mengkomunikasikan secara tepat dengan bawahannya. Iklim organisasi memberikan bagi orang-orang dalam organisasi dan ini sangat berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan (Flippo, 1985: 36).
Prestasi kerja akan memungkinkan timbulnya usaha dan motivasi diri bagi peningkatan kehidupan mereka. Disamping itu pula, penelitian terhadap prestasi kerja juga akan dapat menimbulkan peningkatan produktivitas dan pengurangan biaya melalui perubahan sikap serta tingkah laku karyawan. Bagi masyarakat pada umumnya dapat menikmati hasil-hasil dari industri serta naiknya nilai individu dalam konteks pekerjaanya ( As’ad, 1999: 102).
Seorang karyawan atau karyawan yang memiliki prestasi tinggi maka
dapat dipastikan bahwa karyawan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi
dalam melaksanakan tugas-tugasnya di lapangan kerja. Semakin baik prestasi
kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan maka semakin luas peluang karyawan tersebut menuju ke arah profesionalitas dan reliabilitas kerjanya. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu keterampilan yang dimiliki; kemampuan dasar atau ability; usaha yang dilakukan harus didukung oleh alat, teknologi yang tersedia/sarana; adanya insentif (penghargaan atau pujian yang diberikan); lingkungan kerja yang mendukung; dan adanya motivasi terus menerus, Rahardja (dalam Maghfiroh, 2006: 2).
dapat dipastikan bahwa karyawan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi
dalam melaksanakan tugas-tugasnya di lapangan kerja. Semakin baik prestasi
kerja yang dimiliki oleh seorang karyawan maka semakin luas peluang karyawan tersebut menuju ke arah profesionalitas dan reliabilitas kerjanya. Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu keterampilan yang dimiliki; kemampuan dasar atau ability; usaha yang dilakukan harus didukung oleh alat, teknologi yang tersedia/sarana; adanya insentif (penghargaan atau pujian yang diberikan); lingkungan kerja yang mendukung; dan adanya motivasi terus menerus, Rahardja (dalam Maghfiroh, 2006: 2).
Prestasi kerja sendiri merupakan hasil kerja yang dicapai seseorang tenaga kerja dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan selama hidupnya. Sehingga menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan dan pemeliharaan tenaga kerja.
Karyawan yang tidak memperoleh prestasi dari pekerjaannya maka moril mereka akan turun, absensi dan keterlambatan meningkat serta menjadi semakin sulit untuk bekerja sama dengan mereka atau mengadakan suatu perubahan penting. Hal ini menunjukkan bahwa prestasi kerja dari seseorang akan ikut menjadi penentu kelangsungan operasional suatu perusahaan. Prestasi dalam hal ini merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah di lakukan, di kerjakan, dll. Sedangkan kerja merupakan aktifitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Hampir separuh dari kehidupannya manusia melakukan aktifitas tersebut, karena untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya manusia terdorong untuk melakukan aktifitas kerja.