a

Prinsip Percakapan / Pragmatik

Prinsip Percakapan
Yang akan diuraikan dalam prinsip percakapan dala prinsip percakapan antara lain: 1) prinsip kerjasama dan 2) prinsip kesopanan

1) Prinsip Kerjasama
          Terdapat prinsip kerjasama yang harus dilakukan penutur dan mitra tutur agar proses komunikasi iu berjalan lancar. Grice (1957:45-47) mengemukakan bahwa dalam rangka melaksanakan prinsip kerja sama, setiap penutur harus mematuhi empat maksim, yakni: a) maksim kuantitas, b) maksim kualitas, c) maksim relevansi, dan d) maksim pelaksanaan.
          Maksim kuantitas menghendaki setiap peserta tutur memberikan kontribusi yang secukupnya atau sebanyak yang dibutuhkan oleh mitra tuturnya. Sebagai contoh dapat diperhatikan wacana berikut ini.
A         : Siapa namamu?
B         : Tania.
A         : Rumahmu di mana?
B         : Semarang, tepatnya di Tembalang.
B memberikan kontribusi yang secara kuantitas memadai atau mencukupi pada setiap tahapan komunikasi.
 Maksim kualitas mewajibkan setiap peserta percakapan mengatakan hal yang sebenarnya. Kontribusi peserta percakapan hendaknya didasarkan pada bukti-bukti yang memadai. Tuturan “Peringatan Pertempuran Lima Hari diselenggarakan di pelataran Tugu Muda”. Tuturan  cukup memadai tentang pelaksanaan peringatan itu.
 Maksim relevansi mengharuskan setiap peserta tutur memberi kontribusi yang relevan dengan masalah pembicaraan. Untuk jelasnya perhatikan wacana berikut ini.
Hafidz : Pukul berapa sekarang, Dik?
Hazza  : Tukang koran baru saja lewat Kak.  
Jawaban Hazza pada contoh di atas sepintas tidak berhubungan, tetapi jika dicermati, hubungan implikasionalnya dapat diterangkan. Dengan memperhatikan tukang koran mengantar surat kabar kepada mereka, Hafidz dapat membuat inferensi pukul berapa ketika itu. Contoh di atas mengisyaratkan bahwa kontribusi peserta tindak tutur relevansinya tidak selalu terletak pada makna ujarannya, tetapi memungkinkan pula pada apa yang diimplikasikan ujaran itu.
Maksim pelaksanaan mengharuskan setiap peserta tutur bicara secara langsung, tidak kabur, tidak taksa, dan tidak berlebih-lebihan, serta runtut. Sebagai contoh adalah tuturan “Nanti kalau masuk Java Super Mall jangan lewat di tempat b-o-n-e-k-a,  ya!” cara tersebut sering dilakukan oleh orang tua kalau anaknya meminta barang-barang mainan yang mahal jika berbelanja di toko. Dengan maksim ini seorang penutur juga diharuskan menafsirkan kata-kata yang digunakan mitra tuturnya secara taksa berdasarkan konteks-konteks pemakaiannya.
2) Prinsip Kesopanan
          Sebagai retorika interpersonal pragmatik membutuhkan prinsip kesopanan. Prinsip kesopanan memiliki sejumlah maksim, yaitu: (a) maksim kebijaksanaan, (b) maksim kemurahhatian, (c) maksim penerimaan, (d) maksim kerendahhatian, (e) maksim kecocokan, dan (f) maksim kesimpatian.
          Maksim kebijaksanaan diungkapkan dengan tuturan impositif dan komisif. Maksim ini menggariskan setiap peserta tutur untuk meminimalkan kerugian orang lain, atau memaksimalkan keuntungan bagi orang lain. Dapat dicermati contoh berikut ini.
(1)  Datang ke rumah saya! (tidak sopan)
(2)  Datanglah ke rumah saya!
(3)  Silakan datang ke rumah saya!
(4)  Sudilah kiranya datang ke rumah saya!
(5)  Kalau tidak keberatan, sudilah kiranya datang ke rumah saya!    (sopan)
          Dapat dikatakan, semakin panjang tuturan seorang, semakin besar pula keinginan orang itu untuk bersikap sopan kepada mitra tuturnya. Tuturan yang diutarakan secara tidak langsung lazimnya lebih sopan dibandingkan dengan tuturan yang diutarakan secara langsung.
          Maksim penerimaan diutarakan dengan kalimat komisif dan impositif. Maksim ini mewajibkan setiap peserta tutur untuk memaksimalkan kerugian bagi diri sendiri dan meminimalkan keuntungan diri sendiri. Tuturan (6) dan (8) di bawah ini dipandang kurang sopan jika dibandingkan dengan (7) dan (9) berikut.
(6)   Anda harus meminjami saya uang.
(7)   Saya akan meminjami uang kepada Anda.
(8)   Saya akan datang ke rumahmu untuk makan siang.
(9)   Saya akan mengundangmu ke rumah untuk makan malam.
          Maksim kemurahhatian diutarakan dengan kalimat ekspresif dan kalimat asertif. Dengan penggunaan kalimat ekspresif dan asertif ini jelaslah bahwa tidak hanya dalam meyuruh dan menawarkan sesuatu seseorang harus berlaku sopan, tetapi dalam mengungkapkan perasaan dan menyatakan pendapat ia tetap diwajibkan demikian. Maksim kemurahhatian menuntut setiap peserta tutur untuk memaksimalkan rasa hormat kepada orang lain dan meminimalkan rasa tidak hormat kepada orang lain. Perhatikan contoh berikut.
          Alif         : Permainanmu sangat bagus.
          Aqil         : Tidak, saya kira biasa-biasa saja.
Alif bersikap sopan karena berusaha memaksimalkan keuntungan mitra tuturnya dan Aqil juga berusaha meminimalkan penghargaan kepada diri sendiri.
          Maksim kerendahhatian juga diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kerendahan hati berpusat pada diri sendiri. Maksim kerendahhatian menuntut setiap peserta tutur untuk memaksimalkan ketidakhormatan pada diri sendiri dan meminimalkan rasa hormat pada diri sendiri. Sebagai contoh dapat diperhatikan tuturan berikut.
          Rahma  : Betapa pandainya dirimu.
          Rahmi    : Ah tidak, biasa-biasa saja. Itu hanya kebetulan.
          Maksim kecocokan juga diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kecocokan menggariskan setiap penutur dan mitra tutur untuk memaksimalkan kecocokan di antara mereka dan meminimalkan ketidakcocokan di antara mereka. Untuk jelasnya dapat diperhatikan wacana berikut.
          Memet   : Drama itu bagus, ya?
          Mamat   : Ya, tetapi blocking pemainnya masih banyak kekurangan.
          Maksim kesimpatian juga diungkapkan dengan kalimat ekspresif dan asertif. Maksim kesimpatian ini mengharuskan setiap peserta tutur untuk memaksimalkan rasa simpati dan meminimalkan rasa antipati kepada mitra tutur. Perhatikan contoh berikut ini.
          Kartika   : Bibiku sudah satu minggu ini dipanggil Allah.
          Kartini    ; Oh, aku turut berduka cita, ya. Aku baru dengar sekarang.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.