Model Favorit Implisit
Suatu model yang dirancang untuk menangani keputusan rumit dan tak rutin adalah model favorit implisit. Seperti model cukup memuaskan, model ini berargumen bahwa individu-individu memecahkan problem yang kompleks dengan menyederhanakan proses itu. Tetapi penyederhanaan dalam model favorit implisit berarti tidak memasuki kedalam tahap "evaluasi alternatif" yang sulit dari pengambilan keputusan sebelum salah satu alternatif dapat dikenali sebagai suatu "favorit" yang implisit [tersirat]. Dengan kata lain, pengambil keputusan tidak rasional dan tidak objektif. Sebagai gantinya, dini dalam proses keputusan itu, secara implisit ia memilih suatu alternatif yang lebih disukai. Kemudian sisa dari proses keputusan itu pada hakikatnya adalah suatu latihan pembenaran keputusan, dimana pengambil keputusan memastikan bahwa favorit imphsitnya memang merupakan pilihan yang "benar".
Model favorit implisit pada awalnya tumbuh dari riset mengenai keputusan pekerjaan yang dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswa pascasarjana jurusan manajemen pada Massachusetts Institute of Technology. Jelas, mahasiswa-mahasiswa ini tahu dan memahami model optimasi. Mereka telah menghabiskan beberapa tahun berulang-ulang menggunakannya untuk memecahkan masalah dan menganalisis kasus-kasus dalam kuliah akuntansi, keuangan, manajemen, pemasaran, dan metode kuantitatif. Lagi pula, keputusan pilihan pekerjaan adalah suatu keputusan yang penting. Jika ada suatu keputusan dimana model optimasi seharusnya digunakan, dan suatu kelompok berpengalaman dalam menggunakannya, seharus-nya itulah yang digunakan. Tetapi peneliti itu menemukan bahwa model optimasi itu tidak diikuti. Sebagai gantinya, model favorit implisit itu memberikan suatu pemberian yang tepat (akurat) dari proses keputusan yang sebenarnya.
Jadi akan ditimbulkan lebih banyak alternatif. Ini penting, karena itu memberikan penampilan keobjektifan. Kemudian mulailah proses penegasan [konfirmasi]. Perangkat alternatif akan dibagi menjadi dua calon pilihan dan suatu calon penegasan. Jika calon pilihan merupakan satu-satunya pilihan yang bertahan, pembuat keputusan akan mencoba memperoleh suatu alternatif lain yang dapat diterima baik untuk menjadi calon penegasan, sehingga ia akan mempunyai sesuatu untuk diperbandingkan. Pada titik ini, pembuat keputusan menegakkan kriteria dan bobot keputusan. Terjadi distorsi perseptual dan interpretasional yang cukup besar, dengan pilihan kriteria dan bobot kriteria "dibentuk" untuk memastikan kemenangan bagi pilihan yang disenangi. Dan tentu saja itulah eksak apa yang terjadi. Evaluasi memperagakan tanpa keraguan keunggulan dari calon pilihan dibandingkan calon penegasan.
Riset baru-baru ini memberikan dukungan yang kuat untuk beberapa dari prinsip pri-mer dari model favorit implisit. Bukti yang cukup banyak menyarankan bahwa individu-individu sering membuat suatu komitmen dini ke satu alternatif dan tidak mengevaluasi kekuatan dan kelemahan dari berbagai alternatif sampai setelah membuat pilihan final mereka.