a

Metode Analisis Ordinasi

Metode Analisis Ordinasi
Istilah ordinasi sering kali digunakan untuk menyatakan pengaturan spesies dan komunitas-komunitas sepanjang gradien lingkungan (Odum, 1994).  Sekarang istilah ini lebih umum mengarah pada penyusunan sejumlah dimensi yang memperkirakan bentuk respon terhadap objek (Digby and Kempton, 1987). Istilah ordinasi juga digunakan oleh Ludwig dan Reynolds (1988) untuk menggambarkan suatu set teknik untuk menyusun unit sampling dalam hubungannya dengan satu atau lebih sumbu koordinat dimana masing-masing posisi relatifnya pada sumbu dan pada hal lainnya menyediakan informasi yang maksimum tentang kesamaan ekologisnya.  Menurut Resosoedarmo dkk. (1993) menyatakan bahwa variasi populasi spesies dan komunitas dapat dipakai sebagai dasar penelitian komunitas dan kemudian gradasi komunitas ini dapat dikorelasikan dengan faktor-faktor lingkungan yang mungkin juga membentuk suatu gradasi, dimana cara ini disebut ordinasi. Di banyak daerah mungkin sekali beberapa faktor lingkungan membentuk gradasi yang mempengaruhi komunitas.  Dalam hal ini bermacam-macam faktor tanah, faktor gangguan dan faktor-faktor lainnya harus dipertimbangkan
Analisis hubungan antara burung dengan habitatnya dapat dilakukan dengan beberapa cara, tapi hampir semuanya berdasarkan hubungan hadir atau tidaknya spesies atau kepadatannya dengan pengukuran ciri-ciri habitat (Wiens and  Rotenberry 1981a: Verner, et al., 1986 dalam Wiens, 1989).  Persamaan dan perbedaan suatu spesies dalam merespon habitat dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran dan kelimpahan suatu spesies dalam merespon sepanjang gradien lingkungan (Gauch et al., 1974; Austin et al., 1984 dalam Wiens, 1989). Tujuan dari ordinasi adalah untuk menghasilkan hipotesis tentang hubungan antara komposisi suatu spesies pada suatu tempat dan faktor lingkungan (Digby and Kempton, 1987).
Metode analisis gradien (ordinasi) dibagi dua (Gauch, 1982; Whittaker, 1967 dalam Ludwig and Reynolds, 1988), yaitu:  (1) analisis gradien secara langsung (direct), yaitu menggunakan data lingkungan untuk menyusun sampel vegetasi dengan asumsi gradien lingkungan telah diketahui dan (2) analisis gradien secara tidak langsung (indirect), yaitu hanya menggunakan data vegetasi untuk menentukan variasi yang terjadi, tetapi pada tahap selanjutnya (interpretasi) dikorelasikan dengan data lingkungan untuk menentukan gradien lingkungan.
Beberapa metode yang umum digunakan dalam analisis gradien secara tidak langsung adalah:
1.     Polar ordination, banyak digunakan sebelum tahun 1970-an.  Sekarang dianggap sudah jarang digunakan tetapi teknik ini merupakan yang paling sederhana dan mudah dimengerti;
2.     Principal Component Analysis (PCA), dewasa ini tidak dianjurkan lagi untuk digunakan karena hasil komputasinya menyebabkan distorsi (horseshoe effect);
3.     Reciprocal/Correspondence Averaging (RA/CA), mudah dalam komputasi untuk satu dimensi tetapi memerlukan bantuan komputer untuk analisis lengkap;
4.     Detrended Correspondence Analysis (DCA), pengembangan dari RA, menggunakan program DECORANA untuk analisisnya;
5.     Detrended Canonical Correspondence Analysis (DCCA), revisi dari DCA, dengan menggunakan pembatasan variabel lingkungan pada sumbu-sumbu ordinasinya.  Teknik ini merupakan yang paling lengkap dimana korelasi dan regresi antara data floristik dan variabel lingkungan dapat dilakukan sekaligus dengan bantuan program komputer;
6.     Non-metric Multidimensional Scaling (NMDS), teknik ini jarang digunakan.
Correspondence analysis (CA) atau disebut juga Reciprocal Averaging (RA) dengan variannya, Detrended Correspondence Analysis (DCA) merupakan teknik ordinasi yang umum digunakan.  Kelebihan dari CA adalah kemampuan koordinatnya yang dapat memuat unit cuplikan dan spesies,  sehingga dapat dibuat hubungan antara unit cuplikan dengan spesies (Ludwig and Reynolds, 1988).  CA juga mempunyai masalah efek panah dan hal itu dapat diperbaiki dengan dengan menggunakan DCA.  Hill and Gauch (1980) (dalam Ludwig and Reynolds 1988) menjelaskan Detrended Correspondence Analysis (DCA) dapat memindahkan panah unit cuplikan yang biasa ditemukan pada CA. Ketika Correspondence Analysis (CA)  memperlihatkan bentuk panah dari unit cuplikan hasil dari hubungan non-linear antar spesies, dianjurkan penggunaan DCA sebagai metode untuk meluruskan efek panah (Hill and Gauch, 1980  dalam Ludwig and Reynolds, 1988).
DCA hanya mengakomodasi variasi pada kekayaan spesies sepanjang gradien, sehingga terdapat suatu distorsi apabila menghubungkannya dengan faktor habitat (faktor lingkungan).  Kelemahan DCA ini dapat diperbaiki dengan menggunakan metode Detrended Canonical Correspondence Analysis (DCCA),  dimana diperlukan satu set  data faktor lingkungan di samping data spesies (Kent and Coker, 1992).
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.