a

Konteks dan Situasi Tutur Pragmatik

Konteks dan Situasi Tutur Pragmatik
1) Konteks

Konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas suatu maksud (Rustono,1999:20). Terdapat dua sarana, yaitu: (a) bagian ekspresi yang dapat mendukung kejelasan maksud yang disebut koteks dan (b) situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian yang lazim disebut konteks saja.
          Di dalam koteks, ekspresi yang mendukung kejelasan suatu maksud tuturan itu dapat mendahuluinya dapat pula menyertainya. Misal: maksud ekspresi, “Terima kasih, selamat jalan” yang terpasang di ujung gang jelas karena didukung oleh ekspresi sebelumnya “Jalan pelan-pelan, banyak anak kecil” yang dipasang di mulut gang. Menurut Alwi et al. (1998:421) koteks terdiri atas unsur-unsur seperti: situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan sarana.
          Hymes (dalam Rustono, 1999:22) mengemukakan bahwa ciri-ciri konteks mencakup delapan hal, yaitu: penutur, mitra tutur, topik tuturan, waktu dan tempat bertutur, saluran atau media, kode, amanat atau pesan, dan peristiwa (kejadian).

2) Situasi Tutur
          Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan (Rustono, 1999:26). Tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi tutur merupakan sebab. Di dalam komunikasi tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Menurut Leech (1983:13-15) situasi tutur mencakup lima komponen, yaitu: penutur dan mitra tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tindak tutur sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal.
(a) Penutur dan mitra tutur
          Konsep penutur dan mitra tutur ini juga mencakup penulis dan pembaca jika tuturan yang bersangkutan dikomunikasikan dengan media tulisan. Aspek-aspek yang berkaitan dengan penutur dan mitra tutur adalah umur, latar belakang sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat keakraban, dan lain-lain.
(b) Konteks tuturan
          Di dalam pragmatik, konteks pada hakikatnya adalah semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur.
(c) Tujuan tuturan
          Bentuk-bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Dalam hubungan ini bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan untuk menyatakan maksud yang sama. Atau sebaliknya, berbagai maksud dapat diutarakan dengan tuturan yang sama. Di dalam pragmatik berbicara merupakan aktivitas yang berorientasi pada tujuan.
(d) Tindak tutur
          Pragmatik berhubungan dengan tindak verbal yang terjadi dalam situasi tertentu. Dalam hubungan ini pragmatik menangani bahasa dalam tingkatannya yang lebih konkret dibanding dengan tatabahasa. Tuturan sebagai entitas yang konkret jelas penutur dan mitra tuturnya, serta waktu dan tempat pengutaraannya.
(e) Tuturan   
          Tuturan yang digunakan di dalam rangka pragmatik, seperti yang dikemukakan dalam kriteria keempat merupakan bentuk dari tindak tutur. Oleh karenanya, tuturan yang dihasilkan merupakan bentuk dari tindak verbal.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.