Jenis Kritik Satra
a. Menurut Bentuknya ada 2 jenis kritik sastra
1) Kritik teoritik (theoritical criticism), yaitu kritik sastra dalam bidang teori, atau teori tentang kritik sastra, berisi prinsip-prinsip kritik sastra sebagai dasar pertimbangan dan penafsiran, dan kriteria-kriteria untuk menilai karya sastra agar dapat diterapkan pada pembahasan karya sastra.
2) Kritik Terapan atau kritikpraktek,yaitu penerapan teori-teori kritik pada karya sastra.
(Abrams melalui Prihatmi, 1997: 4).
b. Menurut Pelaksanaannya, kritik sastra dapat digolongkan menjadi 3 jenis.
1) Kritik Yudisial (Judicial Criticism) Kritik sastra yang berusaha menganalisis dan menerangkan efek-efek karya sastra berdasarkan pokoknya atau temanya,organisasinya,teknik, serta gayanya,dan mendasarkan pertimbangan-pertimbangan individual kritikus atas dasar srandar-standar umum tentang kehebatan dan keluarbiasaan karya sastra.
2) Kritik Induktif (Inductive Criticism) kritik sastra yang menguraikan bagian-bagian karya sastra berdasarkan fenomena-fenomena yang ada secara objektif. Kritikinduktif meneliti karya sastra secara objektif, tanpa menggunakan standar-standar yang tetap yang berasaldari luar dirinya.
3) Kritik Impressionistik kritik sastra yang berusaha menggambarkan dengan kata-kata sifat-sifat yang terasa dalam bagian-bagian khusus atau dalam sebuah karya sastra dan menyatakan tanggapan-tanggapan (impressi)kritikus yang ditimbulkan secara langsung oleh karya sastra.
(Baribin, 1987: 31).
c. Menurut pendekatan, digunakan rumusan dari Abrams ada 4 pendekatan yaitu karya sastra, sastrawan, alam, dan pembaca (Abrams melalui Prihatmi, 1997: 4)
1) Kritik Objektif
Kritik ini menganggap karya sastra sebagai sesuatu yang otonom, mandiri, bebas dari sekitarnya. Karya sastra dianggap sebagai sebuah keseluruhan yang mencukupi dirinya, tersusun atas bagian-bagian yang saling terjalin sangat erat. Kritik ini terlepas dari pengarang maupun dunia sekitarnya, misalnya dari lingkungan sosial-budaya jamannya. Karya sastra hanya dinilai atas unsur-unsur yang membentuknya. Yang dilakukan kritikus adalah memberi penilaian atas kriteria intrinsik, kompleksitas,keseimbangan atas unsur-unsur pembentuknya.
2) Kritik Ekspresif
Kritik ini bertolak dari keyakinan bahwa karya sastra adalah ekspresi jiwa sastrawan. Sastrawan secara sadar atau tidak sadar tertuang dalam karyanya. Kriteria yang digunakan untuk menilai keberhasilan karya sastra yaitu terletak apakah jiwa pengarang, ide pengarang tertuang dalam karyanya. Seorang kritikus seolah dapat berdialog langsung dengan pengarangnya melalui karya sastra. Karya sastra dipandang sebagai pernyataan batin pengarangnya.Karya sastra dapat dianggap sebagaialat untuk memahami keadaan jiwa pengarangnya.
3) Kritik Mimetik
”Mimetik” berasal dari bahasa Yunani mimesis yang artinya: peniruan. Karena orientasinya pada alam atau kehidupan, maka yang ditiru adalah alam atau kehidupan. Dengan demikian kriteria keberhasilan karya sastra adalah ketetapan atau kebenaran dalam meniru alam atau kehidupan. Dapat diungkapkan pula bahwa karya sastra merupakan tiruan atau pembayangan dunia kehidupan nyata.
4) Kritik Pragmatik
”Pragmatik” artinya berguna atau bermanfaat.Dalam hubungannya dengan karya sastra, maka karya sastra harus berguna atau bermanfaat pada pembaca. Horatius pernah mengatakan bahwa karya sastra itu berfungsi dulce et utile yang artinya menyenangkan dan berguna. Unsur kegunaan itulah yang dipakaioleh kritikus untukmengadakan penilaian terhadapkarya sastra. Karya sastra dapat dipakai sebagai alat untukmencapai tujuan tertentu. Dengan demikian karya sastra yang baik ditentukan oleh fungsi karya sastra tersebut dalam kehidupan.