a

Kunci sukses dalam keterampilan berbicara

Kunci sukses dalam keterampilan berbicara

Menurut King (2008:15), ada beberapa hal yang perlu diperhatikan ketika berbicara dengan siapa saja.

1)    Mengatasi rasa malu
Yang harus dilakukan dalam berbicara dengan sejumlah orang adalah membuat mereka mudah melakukannya. Orang yang diajak berbicara akan semakin menikmati percakapan jika mereka tahu bahwa si pembicara menikmati pembicaraan. Hal ini dapat digunakan  untuk mengatasi kekhawatiran. Menjadi pembicara yang baik karena si pembicara dapat mengatasi kekhawatiran.

2)    Memulai
Di manapun kita berada, topik-topik  di sekitar kita  dapat digunakan untuk membuka atau memulai pembicaraan.

3)    Pertanyaan yang harus dihindari
Hindari pertanyaan ya/tidak. Pertanyaan tersebut merupakan musuh percakapan yang hangat. Dari sifatnya, pertanyaan seperti itu menghasilkan jawaban yang hanya berupa satu kata atau dua kata sehingga suasana percakapan menjadi monoton dan membosankan.

4)    Hukum pertama percakapan
Hukum pertama percakapan adalah dengarkanlah. Jika ingin belajar banyak maka seseorang harus melakukan sesuatu dan mendengarkan apa yang disampaikan atau dibicarakan orang lain. Dale Carnegie dalam bukunya How to win Friends dan Influence People,  yang telah terjual lima belas juta eksemplar, mengatakan: “Agar diperhatikan, perhatikanlah”. Dale menambahkan, “Ajukan pertanyaan-pertanyaan yang membuat orang lain senang menjawabnya. Ajarkanlah mereka membicarakan diri mereka, dan prestasi-prestasi mereka.”

5)    Bahasa tubuh
Louze Nizer pernah mengatakan: “kalau kau silangkan tanganmu di dada, berarti kau merasa kikuk, tidak nyaman, dan menutup diri.”  Bahasa tubuh merupakan bagian alami dari percakapan dan komunikasi. Jika terjadi secara alami, bahasa tubuh akan menjadi bentuk komunikasi yang sangat efektif. Jika dibuat-buat akan tampak seperti  bukan aslinya (palsu).
Ada hukum bahasa tubuh yang dapat diikuti agar percakapan berhasil “buatlah kontak mata”. mempertahankan kontak mata yang baik tidak sekadar di awal dan akhir kata, tetapi selama berbicara dan mendengarkan akan membuat seseorang menjadi pembicara yang hebat di mana pun ia berada.

6)    Adakah tabu-tabu lain
Sekarang tidak perlu terlalu memikirkan hal-hal yang ditabukan, sebagaimana pada generasi sebelumnya. Kata tabu jarang sekali terdengar lagi, karena tinggal sedikit hal-hal tabu yang tersisa. Secara umum gunakan kebijaksanaan, jangan mengandaikan bahwa orang yang diajak berbicara merasa enak dengan salah satu hal yang tabu. Oleh karena itu menjadi pembicara yang baik juga harus kaya informasi dan relevansi.
Orang-orang yang merasa tidak berhak untuk menyatakan perasaan, atau merasa tidak berhak untuk membuat kesalahan, kemungkinan besar takut bicara di depan publik. Saat melakukan presentasi, mereka mungkin akan bereaksi seperti:
1)  Tidak yakin terhadap pendapat mereka dalam satu masalah penting
2)  Memikirkan hal-hal yang bertentangan
3)  Merasa yakin bahwa pendapat mereka salah
4)  Merasa sedang dikritik atau dicemooh
5)  Merasa dirinya seorang penipu yang akan dibeberkan di muka umum
6)  Membuat pernyataan negatif, atau gerakan yang bersifat merendah atau menghina diri sendiri (Rogers, 2003:209).
Dalam kegiatan berbicara, pada umumnya komunikasi dikontrol oleh komunikator. Jika seorang guru sedang mengajar di kelas maka guru tersebut yang menentukan apa yang harus atau tidak harus disampaikan. Jika guru tersebut dapat berkomunikasi dan dapat tampil dengan baik, maka pesan atau materi yang disampaikan akan diterima oleh peserta didik.
Menurut Suprapto (2006), komunikator  sebagai narasumber dengan mudah dapat mengontrol apa yang diucapkan atau disampaikan, tetapi komunikator tidak dapat mengontrol apa yang didengarkan atau sedang dipikirkan oleh audiens.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.