a

Jenis dan Pembahasan Membaca

MEMBACA

Semakin derasnya arus informasi membuat kemampuan membaca menjadi suatu  kemutlakan untuk dimiliki. Tanpa kemampuan membaca yang baik, niscaya siswa akan kedodoran mengakses informasi yang melimpah tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran membaca yang efisien dan efektif mendapat perhatian besar dalam Standar Isi 2006 KTSP di semua jenjang.

Membaca secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses memahami pesan atau informasi yang terkandung dalam suatu teks. Membaca dilakukan untuk berbagai maksud dan dengan berbagai cara. Antara maksud dan cara tersebut terdapat hubungan erat. Pemilihan cara membaca mana yang akan digunakan didasarkan pada tujuan yang hendak dicapai. Untuk sekadar mendapatkan kesan umum dan informasi pokok suatu teks, tidak perlu membaca secara intensif, tetapi cukup secara sekilas (skimming).

Perlu ditekankan bahwa dalam pembelajaran membaca, terdapat perbedaan antara keterampilan membaca dan membacakan. Hal ini terkait dengan tanggung jawab yang harus  dipikul pembaca. Pada saat membacakan, pembaca harus memerhatikan faktor-faktor penting yang dapat memengaruhi ketersampaian pesan/ informasi. Pembaca harus memerhatikan pelafalan/ artikulasi, lagu kalimat, intonasi, jeda, dan sebagainyangga informasi yang disampaikan dapat dipahami dengan mudah oleh orang lain.

Tak kalah penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran membaca adalah pemilihan teks bacaan. Pemilihan teks bacaan harus memerhatikan tingkat kemampuan dan kondisi siswa, alokasi waktu, tema, dan kebutuhan siswa sendiri. Guru tidak wajib menggunakan teks yang ada dalam buku teks. Dengan alasan tertentu, teks bisa diganti dengan teks lain yang lebih relevan dengan kondisi lokal dan kebutuhan siswa.  

Ada berbagai jenis keterampilan membaca yang dikembangkan dalam pembelajaran bahasa, yaitu membaca teknik/nyaring, membaca  intensif, membaca ekstensif, membaca cepat, dan membaca indah.

1.     Membaca Teknik/Nyaring
      Membaca teknik adalah cara membaca bersuara dengan memerhatikan artikulasi kata, intonasi frasa, intonasi kalimat, serta kandungan isi bacaan itu sendiri. Pembaca dituntut untuk bisa membedakan secara jelas intonasi kalaimat berita, kalimat tanya, kalimat seru atau perintah. Pembaca harus bisa membedakan lagu kalimat bernada marah, takut, gembira, sedih, dan suasana hati lainnya. Oleh karena itu, pungtuasi atau tanda baca menjadi hal penting sekali untuk dicermati.

Kompetensi dasar membaca dalam standar isi KTSP 2006  SMA yang  termasuk membaca teknik yaitu: membaca naskah berita, membaca teks pidato, membaca laporan, membaca puisi, pembacaan cerpen, dan pembacaan penggalan novel.

2.     Membaca Intensif
Membaca intensif adalah membaca dalam hati atau tanpa suara untuk memahami secara mendalam dan mendetail informasi yang terkandung dalam teks. 

Motivasi diri, kondisi eksternal/lingkungan, serta kebiasaan-kebiasaan tertentu menjadi  faktor penentu dalam mencapai hasil yang optimal. Yang perlu dihindarkan pada saat membaca intensif adalah kebiasaan membaca dengan bersuara (vokalisasi) dan membaca dengan kepala, tangan, jari, dan bibir bergerak. Untuk meminimalisasi gerakan itu, pembaca perlu memiliki luas jangkauan mata yang memadai. Hal sangat penting yang harus dilakukan adalah pemusatan konsentrasi pada saat membaca.

Kompetensi dasar membaca dalam Standar Isi 2006 KTSP menyatakan bahwa yang termasuk membaca intensif adalah membaca cerpen, membaca sastra melayu klasik, membaca paragraf deduktif dan induktif, membaca hikayat, membaca novel, membaca tajuk rencana, dan membaca artikel ilmiah.

Untuk teks sastra, membaca intensif bertujuan untuk menelaah dan mengidentifikasi unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik. Sementara, untuk teks nonsastra, bertujuan untuk mengidentifikasi gagasan pokok dan gagasan penjelas.

3.     Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif atau membaca secara luas merupakan bagian dari membaca dalam hati. Membaca ektensif dipraktikkan dengan membaca teks sebanyak mungkin dalam waktu yang singkat. Bertolak belakang dengan membaca intensif, membaca ekstensif sekadar untuk mendapat informasi secara dangkal atau umum. Membaca ekstensif meliputi membaca survei (survey reading), membaca sekilas (skimming), dan membaca dangkal (superficial reading).
a.   Membaca Survei adalah membaca untuk melihat-lihat secara sekilas garis besar isi buku, surat kabar, majalah, atau suatu artikel tertentu. Membaca survei dilakukan dengan membaca secara cepat indeks, daftar isi, bagan, skema, atau judul-judul dalam surat kabar atau majalah.
b.   Membaca Sekilas (skimming) adalah membaca sepintas dengan mata bergerak cepat untuk mendapatkan informasi atau kesan umum isi suatu buku, artikel, surat kabar, atau majalah. Skimming dilakukan dengan membuka-buka halaman secara cepat pada bagian halaman judul, kata pengantar, daftar isi, indeks, judul bab, judul subbab, skema, diagram. Khusus untuk membaca berita surat kabar, dapat dilakukan dengan membaca sekilas bagian paragraf awal (teras/lead) dan paragraf akhir. Pada kedua bagian paragraf itu, penulis biasanya mengutarakan pokok-pokok masalah dan sikap pandangan penulis atas suatu permasalahan.
c.   Membaca Dangkal adalah membaca untuk mendapat pemahaman yang dangkal atau bagian sisi luarnya. Hal ini tidak terlepas dari bahan bacaan yang bersifat ringan  seperti cerita humor, anekdot, cerpen, dan sebagainya. Membaca dangkal biasanya dilakukan di waktu senggang dan bertujuan untuk fun atau kesenangan semata.

4.         Membaca Cepat (Speed Reading)
Membaca cepat bukan sekadar membaca secara kuantitatif atau membaca sebanyak-banyaknya tulisan dalam tempo sesingkat-singkatnya. Membaca cepat bertujuan untuk dapat memahami gagasan-gagasan penting suatu teks secara cepat dan cermat. Oleh karena itu, ukuran kecepatan efektif membaca (KEM) seseorang harus dikaitkan dengan kemampuan memahami apa yang dibacanya. Rumus untuk menghitung hasil pengukuran membaca cepat adalah:

Jumlah kata dalam teks
---------------------------------- X ...% pemahaman =…kpm (kata per menit)
 Jumlah  menit membaca

Jika jumlah kata dalam teks adalah 300; waktu baca 2 menit; persentase pemahaman 70%, maka KEM-nya adalah (600:4) x 70% = 105 kpm.


Kemampuan membaca cepat dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya kemampuan daya konsentrasi, wawasan dan latar belakang budaya, pengetahuan bahasa, kecepatan gerak mata melakukan fiksasi, dan sebagainya. Oleh karena itu, standar KEM (Kemampuan Efektif Membaca) yang ditetapkan untuk setiap jenjang berbeda. Semakin bertambah usia dan tingkat pendidikan, standarnya juga semakin tinggi. Untuk siswa di Indonesia, standar kompetensi membaca cepat yang ditetapkan dengan tingkat pemahaman 75%, yaitu: siswa (kelas akhir) SD adalah 100-150 kpm, siswa (kelas akhir) SMP dan MTs adalah 300 kpm, dan siswa (kelas akhir) SMAdan MA adalah 350 kpm.

Untuk mengukur pemahaman isi bacaan, siswa dapat menjawab pertanyaan pemahaman yang diajukan secara lisan. Selain itu, siswa dapat juga diminta mengidentifikasi ide pokok paragraf dengan bantuan kata kunci setiap paragraf. Hal penting untuk diperhatikan adalah dalam pengerjaan tugas tersebut siswa tidak diperkenankan membaca teks. Siswa hanya mengandalkan ingatannya saja.

Sebelum pengukuran dilakukan, guru sudah menghitung jumlah kata dalam teks bacaan dan menyediakan alat pencatat waktu, seperti arloji atau stopwatch.

SQ3R
Membaca buku secara efisien dan efektif memerlukan sistem atau teknik tertentu. Salah satu sistem yang kini banyak diterapkan adalah SQ3R, singkatan dari SURVEI – QUESTION –READ – RECITE - REVIEW. Teknik ini terbukti efektif untuk menemukan ide pokok dan detail penting yang menjadi pendukung ide pokok serta membuat pembaca lebih awet mengingatnya.

SURVEI – tahap prabaca untuk mendapatkan gambaran umum atau ABSENtrak dari buku yang akan dibacanya. Dilakukan dengan melihat sekilas bagian daftar isi, kata pengantar, pendahuluan, halaman indeks, daftar tabel/grafik/bagan, dan survei bab-bab.

QUESTION – pembaca memunculkan beberapa pertanyaan tentang isi bacaan sesuai informasi yang dibutuhkan dengan memanfaatkan informasi awal yang terdapat pada judul atau subjudul. Untuk memfokuskan pertanyaan, dapat menggunakan rumusan 5W + 1H.

READ – membaca secara intensif halaman demi halaman buku. Lewatkan atau percepat saat membaca bagian-bagian tidak penting.

RECITE /RECALL – berhenti membaca untuk mencerna isi bacaan setelah selesai satu bab atau bagian buku. Bisa dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan atau diajukan sendiri. Bila tidak bisa menjawab, bisa membaca sekali lagi.

REVIEW – menelusuri kembali judul-judul bab, subbab, dan bagian-bagian penting lain dengan menemukan pokok-pokok yang perlu diingat setelah selesai membaca buku.

Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.