a

Penjelasan Menulis dalam Bahasa Indonesia

MENULIS

Kompetensi menulis sangat dibutuhkan dalam kehidupan. Hal itu terkait dengan banyaknya fungsi dan tujuan menulis. Menulis tidak lagi dipahami sekadar proses pengungkapan gagasan atau cara berkomunikasi melalui tulisan. Menulis telah menjadi gaya dan pilihan untuk mengaktualisasikan diri, alat untuk membebaskan diri dari berbagai tekanan emosi, sarana membangun rasa percaya diri, dan sarana untuk berkreasi dan rekreasi.

Pembelajaran menulis akan efektif bila siswa diberi banyak kesempatan untuk berlatih dan disediakan saluran untuk mempublikasikan aneka karya tulisan yang diproduksinya. Penjejalan konsep-konsep teoretis hendaknya dijauhkan meskipun tidak ditinggalkan sama sekali, karena hal itu hanya akan menumpulkan daya kreatif siswa. Pembelajaran menulis  secara umum dibedakan atas menulis nonfiksi (ilmiah/faktual) dan fiksi (nonilmiah/imajinatif). Dalam Standar Isi 2006 KTSP Bahasa Indonesia untuk kelas X, yang termasuk pembelajaran menulis nonfiksi, yaitu:
·         menulis paragraf naratif, deskriptif, ekspositif, argumentatif, dan persuatif;
·         menulis hasil wawancara;
·         menulis teks pidato.
Sedangkan yang termasuk menulis fiksi, yaitu:
·         menulis puisi lama (pantun, syair);
·         menulis puisi baru;
·         menulis cerpen, baik berdasarkan pengalaman sendiri atau orang lain.

Hal-hal penting yang perlu mendapat perhatian dan tekanan dalam pembelajaran menulis yaitu sebagai berikut.
a.   Kemampuan memilih dan menetapkan topik/ tema tulisan.
b.   Penentuan sudut pandang tulisan.
c.   Menginventaris dan menyiapkan bahan-bahan isi tulisan dan data pendukungnya.
d.   Penyusunan kerangka tulisan yang sistematis.
e.   Penuangan dan pengembangan gagasan berdasar pola-pola tertentu, sesuai jenis karangannya.
f.    Pengorganisasian gagasan secara tegas dan jelas (ada paragraf pembuka, isi, penutup).
g.   Perumusan dan penulisan judul karangan yang menarik.
h.   Penyuntingan/pengeditan berita (mencakup validitas dan legalitas isi, ejaan, diksi, struktur kalimat, acuan makna, grafika, dan sebagainya).
i.    Penulisan catatan kaki dan referensi untuk karya tulis ilmiah.

Guna merangsang gairah menulis siswa, hasil karya siswa hendaknya jangan disembunyikan, tetapi diekspos melalui berbagai media komunikasi yang dimiliki sekolah. Untuk itu , seyogyanya sekolah memiliki klub jurnalistik yang diharapkan bisa menjadi motor  hidupnya kegiatan koran dinding (kording), majalah dinding (mading), atau majalah sekolah. Siswa juga didorong untuk berpartisipasi dalam berbagai kompetisi tulis menulis. Masih dalam tujuan sama, sekolah bisa memfasilitasi penerbitan bunga rampai atau antologi berisi kumpulan karya pilihan siswa, misalnya puisi, cerpen, profil tokoh yang diolah dari hasil wawancara, narasi pengalaman hidup siswa, dan sebagainya.

Penilaian hasil karya siswa yang menyita waktu, membosankan, dan dengan tingkat subjektivitas tinggi sering dikeluhkan oleh guru dan siswa. Untuk itu guru harus kreatif menyiasatinya dengan mengembangkan teknik penilaian yang efektif, efisien, dan objektif.  Salah satu caranya yaitu guru membuat rubrik (bank marks) atau blangko penilaian yang berisi aspek yang dinilai, kriteria, dan standar penyekoran. Selain hasil penilaian akan lebih objektif, dengan adanya panduan itu siswa pun bisa dilibatkan sebagai penilai hasil karya  teman. Sejalan dengan salah salah satu prinsip penilaian, yaitu terbuka (transparan), rubrik  penilaian sebaiknya dibeberkan kepada siswa sebelum penilaian menulis dilakukan.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.