a

Aliran Fungsional

Aliran Fungsional
Dalam pembicaraan tentang ilmu bahasa fungsional, kita tidak dapat memisahkan diri dari dua orang tokohnya, yakni Roman Jakobson dan Andre Martinet. Berikut ini akan disajikan kedua tokoh itu dengan gagasan mereka.

1)    Roman Jakobson

Roman Jakobson adalah seorang ahli waris yang sangat penting dari Aliran Praha. Gagasan fungsi bahasa, yang merupakan ciri khas Aliran Praha, menempati kedudukan penting karya-karya Jakobson. Jakobson tidak hanya memasukkan unsur-unsur yang istimewa, tetapi ia juga memasukkan fungsi aktivitas bahasa itu sendiri.

Hal yang baru, di samping identifikasi dari akustik ciri distingtif, ialah oposisi dwimatra yang dapat dipakai untuk menganalisis semua sistem fonologi yang dikenal. Oposisi dwimatra itu secara hipotetik menampilkan kesemestaan bahasa. Ada dua belas ciri oposisi dwimatra yang diperkenalkan oleh Jakobson. Kedua belas oposisi ini dapat dikelompokkan dalam ciri sonoritas (sembilan yang pertama), yang sana dengan ciri tekanan dan kuantitas. Kedua belas ciri oposisi dwimatra itu sebagai berikut.
(1)   Vokalik lawan non-vokalik:
ada lawan tidak adanya struktur forman yang dibatasi secara tajam.
Ada lawan tidak adanya eksitasi tunggal atau primer pada glotis dan celah bebas melalui sistem vokal.
Vokal dan likuida lawan konsonan dan luncuran.

(2)   Konsonantal lawan non-konsonantal:
energi keseluruhan yang rendah lawan yang tinggi,
ada lawan tidak adanya hamabtan pada sistem vokal,
konsonan dan likuida lawan vokal dan luncuran.
(3)   Kompak lawan tersebar:
konsentrasi energi yang tinggi lawan yang rendah di dalam wilayah spektrum pusat yang relatif sempit,
forward flanged lawan backward flanged,
vocal tract yang dapat berbentuk tanduk lawan yang berbentuk resonator Helmholtz (rongga luas dengan membuka tempat leher dilekatkan),
vokal terbuka lawan vokal tertutup,
konsonan velar dan palatal lawan konsonan labial.
(4)   Tenseness lawan lexness:
energi tinggi lawan energi rendah,
penyebaran energi yang besar lawan yang kecil dalam spektrum dan waktu,
deformasi vocal tract yang lebih besar lawan yang lebih kecil,
tense, fortis, beraspirasi lawan lax, lenis, tak beraspirasi.
(5)   Bersuara lawan tak bersuara:
ada lawan tidak adanya eksitasi frekuensi rendah yang periodik,
ada lawan tidak adanya getaran periodik selaput suara,
bersuara lawan tak bersuara.
(6)   Nasal lawan oral:
besar lawan sempitnya frekuensi daerah penyebaran energi,
ada lawan tidak adanya forman tambahan,
pengantar lawan eksklusi dari resonator nasal,
nasal lawan oral.
(7)   Discontinuous [interupted] lawan continuant:
jeda yang diikuti dan atau didahului oleh penyebaran energi pada sebuah daerah frekuensi yang luas (sebagai ledakan atau transisi yang cepat dari forman lokal) lawan tidak adanya perubahan mendadak di antara bunyi dan jeda semacam itu.
ada lawan tidak adanya penutupan yang cepat dan atau pembukaan artikulasi vokal atau dari satu detak atau lebih,
hambat dan afrikat lawan kontinuan,
likuida getar dan detak lawan likuida kontinuan.
(8)   Nyaring lawan merdu:
intensitas suara yang tinggi lawan yang rendah,
berujung kasar lawan berujung halus,
labiodental, sibilan, uvular lawan bilabial, interdental, konstruktif, velar,
afrikat lawan hambat.
(9)   Yang dicek lawan yang tak dicek:
jumlah pelepasan energi yang tinggi lawan yang rendah,
konstriksi pinggiran lawan konstriksi pusat,
konsonan velar, labian lawan konsonan palatal dan dental,
vokal depan lawan vokal belakang.
(10)                       Grave lawan akut:
konsentrasi energi yang rendah lawan yang tinggi dalam spektrum,
konstriksi pinggiran lawan konstriksi pusat,
konsonan velar, labian lawan konsonan palatal dan dental,
vokal depan lawan vokal belakang.

               (11)Flat lawan plain:
ada lawan tidak adanya giliran menurun atau melemah dari beberapa komponen dengan frekuensi yang lebih tinggi,
celah sempit lawan celah lebar,
ada lawan tidak adanya faringgalisasi, velarisasi, retrofleksi, dan pembundaran bibir. Satu label sudah karena ciri ini tidak pernah berfungsi distingtif dalam konteks fonemik yang sama.
           (12)Sharp lawan plain:
ada lawan tidak adanya gerakan ke atas dari komponen frekuensi yang lebih atas,
celah yang sempit lawan celah yang lebar,
ada lawan tidak adanya hambatan dalam rongga mulut,
palatalisasi lawan bukan palatalisasi.
.
2)     Andre Martinet

Tokoh  yang tidak boleh dilupakan dalam meneruskan aliran fungsional ialah Andre Martinet. Martinet mempunyai minat yang beragam dalam dunia ilmu bahasa, yang saling menunjang: fonologi deskriptif, fonologi diakronik, sintaksis, linguistik umum.

Pada tahun 1946, ia memberikan kuliah fonologi di London. Kuliahnya itu diberi judul Phonology as Functional Phonetics. Bagi Martinet, fonologi harus menafsirkan fakta fonetik yang merupakan data dasar dan bukan sekedar realisasi abstrak dari sistem yang berbeda.

Persyaratan kehematan sintagmatik (untuk mewakili gugus konsonan dari unsur-unsur oleh unsur unik yang baru) dan kehematan paradigmatik (untuk mewakili sebuah unsur dengan sebuah gugus konsonan yang tidak ada dari unsur yang muncul dalam temuan) adalah oposisi paradigmatik.

Jika sebuah bahasa mempunyai hanya mempunyai tiga buah vokal, maka vokal itu akan berupa vokal i, u, dan a, dan bukan berupa vokal e, E, atau i, e, a, dan sebagainyaAnalisis fonem ke dalam ciri distingtif menunjukkan adanya korelasi. Sebuah fonem yang dimasukkan ke dalam sebuah kelompok korelasi akan lebih mantap daripada fonem yang tidak dimasukkan ke dalam kelompok korelatif. Sebuah kekosongan dalam sebuah pola mungkin saja dapat diisi oleh sebuah fonem yang baru. Integrasi yang lengkap akan menghasilkan sebuah sistem yang sempurna dengan jumlah fonem maksimum yang dibangun dengan sejumlah minimum ciri distingtif. Sistem ini tidak dapat ditambah lagi dan tidak akan ada alasan untuk mengubahnya.

Belakangan, Martinet juga menerapkan pandangan fungsionalnya dalam sintaksis, dan mensintesiskan teorinya dalam eksposisi yang lengkap dan seimbang dalam: Elements of Linguistics dan A Functional View of Language.

Martinet juga menggarisbawahi bahwa sintaksis dan juga fungsi merupakan makna sentral. Pandangan struktural tidak dapat diperbaharui dengan pandangan fungsional, sebaliknya, bagi Martinet, sebenarnya hal itu merupakan komplemen logisnya. Pilihan label fungsional, alih-alih struktural, menunjukkan bahwa aspek fungsional adalah aspek yang paling ditonjolkan dan tidak harus dikaji dengan mengesampingkan yang lain. 
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.