Sistem Pendukung Keputusan
Pengertian sistem pendukung keputusan yang dikemukakan oleh Michael S Scott Morton dan Peter G W Keen, dalam buku Sistem Informasi Manajemen (McLeod, 1998) menyatakan bahwa sistem pendukung keputusan merupakan sistem penghasil informasi yang ditujukan pada suatu masalah yang harus dibuat oleh manajer.
Menurut Raymond McLeod, Jr mendefinisikan sistem pendukung keputusan merupakan suatu sistem informasi yang ditujukan untuk membantu manajemen dalam memecahkan masalah yang dihadapinya (McLeod, 1998). Definisi selengkapnya adalah sistem penghasil informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
Definisi menurut Litlle mengemukakan bahwa sistem pendukung keputusan adalah suatu sistem informasi berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternative keputusan untuk membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur ataupun tidak terstruktur dengan menggunakan data atau model.
3.2.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sistem pendukung keputusan (Inggris: decision support systems disingkat DSS) adalah bagian data sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik. Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.
3.2.2 Tahapan Sistem Pendukung Keputusan
Alur proses pemilihan alternatif tindakan atau keputusan biasanya terdiri dari langkah-langkah berikut :
1. Tahap Penelusuran (Intelligence Phase)
Suatu tahap proses seseorang dalam rangka pengambil keputusan untuk permasalahan yang dihadapi, terdiri dari aktivitas penelusuran, pendeteksian serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diuji dalam rangka mengidentifikasi masalah.
2. Tahap Perancangan (Design Phase)
Tahap proses pengambil keputusan setelah tahap intellegence meliputi proses untukmengerti masalah, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi. Aktivitas yangbiasanya dilakukan seperti menemukan, mengembangkan dan menganalisa alternative tindakan yang dapat dilakukan.
3. Tahap Pilihan (Choice Phase)
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
4. Tahap Implementasi (Implementation Phase)
Pada tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil. Pada tahap ini perlu disusun serangkaian tindakan yang terencana, sehingga hasilkeputusan dapat dipantau dan disesuaikan apabila diperlukan perbaikan-perbaikan.
3.2.3 Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan
Peranan SPK dalam konteks keseluruhan sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi. Terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu sebagai berikut:
1. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management of perception.
2. Adanya interface manusia-mesin dimana manusia (user) tetap mengontrolproses pengambilan keputusan.
3. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur, semi terstruktur, dan tidak terstruktur.
4. Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.
5. Memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan sistem.
6. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.
7. Pendekatan easy to use. Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas sistem yang dihadapi.
8. Kemampuan sistem beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya dengan cara mengadapatasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang terjadi.
3.2.4 Keuntungan dan Keterbatasan Sistem Pendukung Keputusan
Sistem pendukung keputusan dapat memberikan berbagai manfaat atau keuntungan bagi pemakainya, antara lain:
1. Memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam memproses data atau informasi bagi pemakainya. Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2010; Bali, November 13, 2010 KNS&I10-025146
2. Membantu pengambilan keputusan dalam hal penghematan waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak terstruktur.
3. Dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta hasil yang dapat diandalkan.
4. Walaupun suatu Sistem Pendukung Keputusan, mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat menjadi stimulan bagi pengambil keputusan dalam memahami persoalannya, karena sistem pendukung keputusan mampu menyajikan berbagai alternatif.
5. Dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehinggaposisi pengambil keputusan.
.
3.2.5 Komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan
Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002) suatu Sistem Pendukung Keputusan (SPK) memiliki tiga subsistem utama yang menentukan kapabilitas teknis SPK tersebut, diantaranya sebagai berikut:
1. Subsistem manajemen basis data
Kemampuan yang dibutuhkan dari manajemen basis data dapat diringkas, sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk mengkombinasikan berbagai variasi data melalui
pengambilan keputusan dan ekstraksi data
b. Kemampuan untuk menambahkan sumber data secara cepat dan mudah.
c. Kemampuan untuk menggambarkan struktur data logik sesuai dengan pengertian pemakai sehingga pemakai mengetahui apa yang tersedia dan dapat menentukan kebutuhan penambahan dan pengurangan.
d. Kemampuan untuk menangani data secara personil sehingga pemakai dapat mencoba berbagai alternatif pertimbangan personil.
e. Kemampuan untuk mengelola berbagai variasi data.
2. Subsistem manajemen basis model
Kemampuan yang dimiliki subsistem basis model, diantaranya sebagai berikut:
a. Kemampuan untuk menciptakan model-model baru secara cepat dan mudah.
b. Kemampuan untuk mengakses dan mengintegrasikan model-model keputusan.
c. Kemampuan untuk mengelola basis model dengan fungsi manajemen yang analog dan manajemen database (seperti mekanisme untuk menyimpan, membuat dialog, menghubungkan, dan mengakses model).
3. Subsistem perangkat lunak penyelenggara dialog
Sistem perangkat lunak sebagai subsistem dialog dibagi menjadi tiga bagian:
a. Bahasa aksi, meliputi apa yang dapat digunakan oleh pemakai dalam berkomunikasi dengan sistem.
b. Bahasa tampilan atau presentasi, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.
c. Basis pengetahuan, meliputi apa yang harus diketahui oleh pemakai.
Kombinasi dari kemampuan-kemampuan di atas terdiri dari apa yang disebut gaya dialog, misalnya, yang meliputi pendekatan tanya jawab, bahasa perintah, menu-menu, dan mengisi tempat kosong.
Kemampuan yang harus dimiliki oleh SPK untuk mendukung dialog pemakai atau sistem meliputi:
a. Kemampuan untuk menangani berbagai variasi gaya dialog, bahkan jika mungkin untuk mengkombinasikan berbagai gaya dialog sesuai dengan pilihan pemakai.
b. Kemampuan untuk mengakomodasi tindakan pemakai dengan berbagai peralatan masukan.
c. Kemampuan untuk menampilkan data dengan berbagai variasi format dan peralatan keluaran.
d. Kemampuan untuk memberikan dukungan yang fleksibel untuk mengetahui basis pengetahuan pemakai.
3.2.6 Proses Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah pemilihan sejumlah alernatif untuk mencapai suatu tujuan. Definisi lain tentang pengambilan keputusan adalah tindakan pemimpin untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya melalui alternative-alternative yang dimungkinkan.
Menurut Sondang P. Siagian ada beberapa langkah yang perlu diambil dalam usaha memecahakn masalah dengan mempergunakan teknik-teknik ilmiah.