a

Sehat dilihat dari segi tujuan

Sehat dilihat dari segi tujuan
Berdasarkan pada tujuan, semua orang ingin sehat secara optimal. Ini berarti ia ingin mencapai  status kesehatan pada tingkat yang benar-benar sehat atau dalam istilah lain disebut Optimal well being. Hal ini dapat dicapai apabila seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui tahap yang terkendali kepada tujuan mencapai keadaan kesehatan yang puncak, bersifat dinamis dengan sepenuhnya dapat menggunakan potensi, kekuatan dan keterampilan yang dimilikinya. Abraham Maslow menyebut hal tersebut sebagai ”self actualization” (Sutton : 1970, hal 150).
Berdasarkan hal itu maka gambaran status kesehatan yang optimal dapat dicapai secara bertahap sebagai berikut :
Optimal well being
Sangat sehat dan dinamis
(Puncak)
--------------------------------
Sehat statis
Sehat rata-rata
Sedikit sakit
Sakit parah
Mati
Menurut Prof. Santosa dan Drs. Muchtamadji dalam buku Ilmu Faal Olahraga menerangkan bahwa :

Sehat dinamis adalah sehat dalam kondisi aktif dan normalnya alat-alat tubuh pada waktu bekerja atau berolahraga.

Sehat statis adalah sehat dalam kondisi istirahat dan normalnya alat-alat tubuh pada waktu istirahat.

Sehat rata-rata adalah sehat baik dalam kondisi aktif maupun istirahat pada waktu bekerja atau berolahraga.

Sedikit sakit ialah kondisi yang tidak seimbang karena terganggunya salah satu unsur dari raga kita baik itu jasmani ataupun rohani yang membuat seseorang sakit.

Sakit parah adalah tidak berfungsinya dua unsur dalam tubuh yang mengakibatkan orang tersebut tidak bisa melakukan semua aktivitas sehari-harinya.

Mati adalah terhentinya semua fungsi organ-organ dalam tubuh atau terputusnya hubungan antara roh dan badan dan terhentinya budi daya manusia secara total.

Gambaran tersebut menunjukkan bahwa keadaan kesehatan seseorang dapat bergerak dua arah selama hidupnya. Ia dapat mencapai hasil yang puncak bila dapat mempertahankan keseimbangan dirinya, tetapi sebaliknya seseorang dapat menerima keadaan yang fatal ke arah terendah bila ia tidak dapat mempertahankan keseimbangan dirina. Bagaimana mencapai keseimbangan diri tersebut merupakan suatu masalah yang memerlukan jawaban yang secara menyeluruh dengan usaha yang rumit dan tidak terlepas dari hubungan dirinya dengan lingkungannya. Green mengambil pendapat Dunn (Green 1984, hal 13) bahwa keberhasilan seseorang yang dipengaruhi oleh 5 faktor yaitu :
a.     Totality yaitu seseorang merupakan suatu pribadi total yang memiliki jasmani, rohani dan semangat dalam lingkungan kehidupan yang senantiasa berubah.
b.     Uniqueness (unik) menurut keadaan jasmani, rohani dan semangat.
c.     Energy (bertenaga lincah), sebagai makhluk hidup ia memiliki tenaga atau kekuatan yang berasal dari lingkungannya sendiri dan secara ilmiah tergantung pada keadaan alam kehidupannya sendiri.
d.    Inner and outer world, keadaan lingkungan dalam dan luar dirinya yang berasal dari persepsi dan hubungan dirinya dan lingkungannya.
e.     Self integration and energy use, integrasi diri dan pemakaian tenaga yang dapat menjadi dasar keyakinan dirinya untuk melakukan pekerjaan secara normal.
 Apabila seseorang mencapai ke-5 faktor tersebut, maka ia akan memperoleh arah yang  positif untuk mencapai tingkat sehat secara optimal (puncak). Dalam mencapai kesehatan optimal,seseorang melihatnya sebagai gaya hidup (Life Style) yang sangat berbeda, beraneka ragam, jenis dan penampilannya, sesuai dengan kepentingan masing-masing. Gaya hidup ini umumnya meliputi beberapa aspek kehidupan yang berkembang sesuai dengan pertumbuhan jasmani dan rohaninya sejak usia muda sampai selama hidupnya. Keadaan tingkat pendidikan umumnya sangat menentukan jenis gaya hidup sehat tersebut, meskipun dilihat dari segi manfaat bagi hidup sehat atau segi kehidupan lainnya bagi seseorang sangat relative. Hal ini tergantung pada sistem nilai manusia itu masing-masing.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.