Peristiwa Perubahan dalam Hidup
Ada promosi yang wajar bahwa jika individu mengalami perubahan yang sangat menegangkan dalam kehidupannya, hal itu akan mempengaruhi kesehatannya. Karya riset dalam hal ini membangkitkan minat usulan yang diprakarsai oleh Holmes dan Rahe. Karya mereka mengarah pada penyusunan jadwal kejadian hidup yang terakhir (schedule of Recent Life Events), jadwal tersebut dalam versi mutakhirnya berjudul Skala Penilaian Penyesuaian Sosial Kembali (Social Readjustment Rating Scale – SRRS). Melalui riset dan analisis, Holmes dan Rahe mengukur timbangan SRRS. Seseorang diminta untuk menunjukkan kejadian-kejadian dalam daftar yang telah dialaminya dalam 12 bulan terakhir. SRRS tersebut disajikan dalam tabel 7-1.
Holmes dan Rahe menemukan bahwa individu yang melaporkan satuan perubahan kehidupan total 150 angka atau kurang umumnya mempunyai kesehatan yang baik pada tahun berikutnya. Akan tetapi, mereka yang melaporkan satuan perubahan kehidupan total antara 150 dan 300 angka mempunyai kemungkinan 50 persen mendapat penyakit yang serius pada tahun berikutnya. Dan diantara individu yang mempunyai skor 300 atau lebih, paling sedikit mempunyai kemungkinan 70 persen terserang penyakit gawat tahun berikutnya.
Hubungan yang ditemukan antara skor kejadian perubahan kehidupan dan masalah kesehatan pribadi tersebut belum sangat besar. Dari kebanyakan studi, korelasi antara skor total dan masalah kesehatan utama pada tahun berikutnya relatif rendah. Tentu saja banyak individu yang dihadapkan pada perubahan kehidupan menunjukkan tidak adanya masalah kesehatan secara mutlak. Mereka cukup tangguh menghadapi konsekuensi perubahan kehidupan.
Kobasa mengemukakan bahwa individu yang mengalami skor satuan perubahan kehidupan yang tinggi tanpa menjadi sakit mungkin berbeda kepribadiannya dari individu yang kemudian mempunyai masalah kesehatan. Ia menunjuk kepribadian tersebut sebagai “ketabahan”. Individu dengan kepribadian yang tabah nampak memiliki tiga karakteristik yang penting. Pertama, mereka percaya bahwa mereka dapat mengendalikan kejadian yang dihadapinya. Kedua, mereka benar-benar bertanggung jawab terhadap aktivitas dalam kehidupannya. Ketiga, mereka memperlakukan perubahan dalam kehidupan mereka sebagai suatu tantangan.