Penulisan Instrumen Penilaian Sikap
Teknik penilaian sikap/budi pekerti merupakan prosedur penilaian yang dipergunakan untuk menilai perilaku siswa. Alat penilaian yang dapat dipergunakan seperti lembar pengamatan, portofolio, dan angket/kuesioner.
a. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik. Pelaksanaan pengamatannya dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar, saat mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan pengamatan untuk perilaku peserta didik, misalnya : ketaatan pada ajaran agama, toleransi, disiplin tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetiakawanan, hormat menghormati, sopan santun dan kejujuran.
Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan teori itu dan merumuskan/mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi operasional) dengan kata-kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan itu maka langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema/obyek/hal-hal pokok yang menjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang diukur), dan penulisan butir soalnya berdasarkan indikatornya.
Dalam penulisan instrumen non-tes, harus memperhatikan ketentuan/ kaidah penulisan sebagai berikut :
1) Materi
a) Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
b) Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misalnya untuk tes sikap : aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).
2) Konstruksi
a) Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan dengan obyek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
d) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.
f) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
g) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.
h) Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
j) Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata. Gunakan seperlunya.
3) Bahasa/budaya
a) Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa/responden
b) Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku
c) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/baku
Instrumen skala sikap
Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah Mueller (1986:3) yang menyampaikan 5 definisi dari 5 ahli, adalah sebagai berikut :
a. Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang suka atau tidak suka akan tanggapan positif/negatif terhadap suatu obyek psikologis (thurstone).
b. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah atau melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus)
c. Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Golden Allport)
d. Sikap adalah konsistensi dalam tanggapan terhadap obyek-obyek sosial (Donald Cambell)
e. Sikap merupakan tanggapan tersebunyi yang ditimbulkan oleh suatu niai (Ralp Linton, ahli antropologi kebudayaan).
Berdasarkan definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa sikap mempunyai 3 komponen penting, yaitu komponen : (1) kognisi yang berhubungan dengan kepercayaan, ide dan konsep; (2) afeksi yang mencakup perasaan seseorang; dan (3) konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan. Oleh karena itu ketiga komponen ini dimasukkan di dalam format kisi-kisi “sikap belajar siswa” seperti contoh berikut. Definisi operasional sikap belajar adalah kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang dapat diukur melalui : toleransi, kebersamaan dan gotong royong, rasa kesetiakawanan dan kejujuran.
Teknik penilaian sikap/budi pekerti merupakan prosedur penilaian yang dipergunakan untuk menilai perilaku siswa. Alat penilaian yang dapat dipergunakan seperti lembar pengamatan, portofolio, dan angket/kuesioner.
a. Lembar Pengamatan
Lembar pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakukan oleh guru atas dasar pengamatan terhadap perilaku peserta didik. Pelaksanaan pengamatannya dapat dilakukan guru pada sebelum mengajar, saat mengajar, dan sesudah mengajar. Perilaku minimal yang dapat dinilai dengan pengamatan untuk perilaku peserta didik, misalnya : ketaatan pada ajaran agama, toleransi, disiplin tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetiakawanan, hormat menghormati, sopan santun dan kejujuran.
Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan teori itu dan merumuskan/mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi operasional) dengan kata-kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca. Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang telah dirumuskan itu maka langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema/obyek/hal-hal pokok yang menjadi pusat tinjauan teori), indikator (uraian/rincian dimensi yang diukur), dan penulisan butir soalnya berdasarkan indikatornya.
Dalam penulisan instrumen non-tes, harus memperhatikan ketentuan/ kaidah penulisan sebagai berikut :
1) Materi
a) Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indikator dalam kisi-kisi.
b) Aspek yang diukur pada setiap pernyataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misalnya untuk tes sikap : aspek kognisi, afeksi, atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).
2) Konstruksi
a) Pernyataan dirumuskan dengan singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan dengan obyek yang dipersoalkan atau kalimatnya merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
d) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang faktual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.
f) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
g) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui atau dikosongkan oleh hampir semua responden.
h) Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak pasti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak satupun, tidak pernah.
j) Jangan banyak mempergunakan kata hanya, sekedar, semata-mata. Gunakan seperlunya.
3) Bahasa/budaya
a) Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan siswa/responden
b) Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku
c) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/baku
Instrumen skala sikap
Berbagai definisi tentang sikap yang telah dikemukakan oleh para ahli, diantaranya adalah Mueller (1986:3) yang menyampaikan 5 definisi dari 5 ahli, adalah sebagai berikut :
a. Sikap adalah afeksi untuk atau melawan, penilaian tentang suka atau tidak suka akan tanggapan positif/negatif terhadap suatu obyek psikologis (thurstone).
b. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak ke arah atau melawan suatu faktor lingkungan (Emory Bogardus)
c. Sikap adalah kesiapsiagaan mental atau saraf (Golden Allport)
d. Sikap adalah konsistensi dalam tanggapan terhadap obyek-obyek sosial (Donald Cambell)
e. Sikap merupakan tanggapan tersebunyi yang ditimbulkan oleh suatu niai (Ralp Linton, ahli antropologi kebudayaan).
Berdasarkan definisi di atas, para ahli menyimpulkan bahwa sikap mempunyai 3 komponen penting, yaitu komponen : (1) kognisi yang berhubungan dengan kepercayaan, ide dan konsep; (2) afeksi yang mencakup perasaan seseorang; dan (3) konasi yang merupakan kecenderungan bertingkah laku atau yang akan dilakukan. Oleh karena itu ketiga komponen ini dimasukkan di dalam format kisi-kisi “sikap belajar siswa” seperti contoh berikut. Definisi operasional sikap belajar adalah kecenderungan bertindak dalam perubahan tingkah laku melalui latihan dan pengalaman dari keadaan tidak tahu menjadi tahu yang dapat diukur melalui : toleransi, kebersamaan dan gotong royong, rasa kesetiakawanan dan kejujuran.