Pengertian
Pidato adalah pengekspresian ide / gagasan, penyajian informasi untuk membangkitkan kepedulian pendengar, agar melakukan pendalaman dan tindak lanjut. Mengorganisasikan suatu pidato bagaikan membangun sebuah jembatan. Ada jalan masuk, rentang jembatan dan jalan keluar .
Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang yang mendengar pidato tersebut dan dapat mempengaruhi audiens. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di depan publik/umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.
Komponen pidato meliputi penyaji, pendengar, materi yang disajikan, feedback/umpan balik, dan moderator, yang masing-masing memiliki peran dan fungsinya sendiri.
Tujuan pidato
Di dalam berpidato umumnya orang melakukan satu atau beberapa hal berikut ini.
1) Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2) Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3) Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
Teknik pidato
Menurut Effendi (2006:64-65), ketika seseorang akan naik mimbar untuk berpidato, ia dapat melakukannya dengan dua cara yaitu pidato tanpa naskah dan pidato dengan naskah.
Teknik atau metode dalam membawakan suatu pidato di depan umum.
1) Metode menghafal
Pidato yang disampaikan dengan metode ini dipersiapkan dan ditulis secara lengkap terlebih dulu, kemudian dihafal kata demi kata. Ada pembicara yang berhasil dengan metode ini, namun ada juga yang tidak. Berpidato dengan metode ini sering menjemukan dan tidak menarik. Ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat karena khawatir lupa, dan mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati maknanya. Metode ini juga sering menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan diri dengan situasi dan reaksi pendengar ketika menyampaikan uraiannya (Arsyad dan Mukti U.S., 1988: 65).
2) Metode serta merta (impromptu)
Metode ini dilakukan berdasarkan kebutuhan sesaat. Pembicara membawakan pidato tanpa persiapan sama sekali dan hanya mengandalkan pengalaman dan pengetahuannya. Biasanya dalam keadaan darurat tak terduga banyak menggunakan teknik serta merta.
3) Metode naskah
Metode ini sering dipakai dalam pidato resmi atau pidato televise dan radio. Metode ini sifatnya agak kaku, sebab bila tidak atau kurang melakukan latihan yang cukup, terjadi seolah-olah tidak ada hubungan antara pembicara dengan pendengar. Mata dan perhatian pembicara selalu terfokus ke naskah, sehingga ia tidak bebas menatap pendengarnya. Pembicara harus dapat member tekanan dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraannya.
4) Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Uraian yang akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu. Dalam penyampaiannya, pembicara dengan bebas berbicara dan bebas pula memilih kata-katanya sendiri.