a

Mengawali dan Mengakhiri Pidato

Cara Mengawali Pidato

Pembicara yang belum berpengalaman dan tidak terlatih mungkin merasa kesulitan untuk mengawali pidato. Bisa saja pembicara terlalu cepat berbicara, lambat berbicara, penuh keraguan,  suara kurang keras hampir tidak terdengar sampai audiens belakang, gugup, atau bisa saja terbata-bata menyampaikan isi pidato. Hal tersebut dapat teratasi dengan salah satu cara yaitu pelatihan dilakukan tahap demi tahap untuk mengurangi masalah yang ada dalam diri pembicara.

Cara berlatih yang baik agar pembicara bisa mengawali pidato dengan penuh percaya diri adalah dengan latihan menceritakan sebuah cerita sederhana, cerita pendek tetapi lengkap yang memiliki bagian awal, tengah, dan akhir. Atau bahkan bisa menceritakan sebuah lelucon atau anekdot yang lucu. Selain itu juga perlu melakukan latihan duduk, berdiri, mengatur keseimbangan, berjalan, dan latihan memantapkan diri. (Rogers, 2003:56-58) .


Contoh anekdot
Seorang pria muda yang tidak pernah sakit sepanjang hidupnya, tiba-tiba terserang penyakit yang sangat serius. Pengalaman tersebut membuatnya terguncang, karena untuk pertama kalinya, pria itu sadar, bahwa dirinya tidak abadi. Dia berkata pada dokter, “Dokter, saya bersedia melakukan apa saja, asal saya bisa panjang umur. Katakan dokter, apa yang harus saya lakukan?”
Dokter itu berkata, “Bangun pagi, jangan tidur terlambat, banyak makan sayur, tidak merokok, tidak minum minuman keras, dan jauhi wanita.”
“Kalau saya melakukan itu.” tanya pria muda itu, “apakah saya benar-benar akan hidup lebih lama?”
“Tidak,” jawab sang dokter, “tetapi, hidupmu akan terasa jauh lebih lama”.


Hal penting dalam pendahuluan pidato adalah membangkitkan perhatian. Audiens tertarik dan antusias untuk mendengarkan uraian atau topik yang akan disampaikan. Menurut Effendi (2006:66), berbagai cara dapat dilakukan untuk memikat perhatian audiens.
1)    Mengemukakan kutipan (ayat suci al-Quran, pendapat ahli, kata-kata tokoh)
2)    Mengajukan pertanyaan
3)    Menyajikan ilustrasi
4)    Memberikan fakta yang mengejutkan
5)    Menyajikan hal yang mengandung rasa manusiawi
6)    Mengetengahkan pengalaman yang ganjil
Cara tersebut harus disesuaikan dengan tema pidato dan diselaraskan dengan latar belakang audiens.

Cara mengakhiri pidato

Akhiri pidato dengan cara yang memikat. Sebelum mengakhiri pidato, berhenti sejenak. Berdiam diri, tutup mulut sebentar. Biarkan suasana hening. Semua memperhatikan. Menunggu dengan expresi wajah yang kebingungan. Begitu semua perhatian terfokus kepada pembicara, lanjutkan pidato. Berikutnya, lakukan pengakhiran dengan menyimpulkan pidato. Pidato  berakhir dengan sangat memikat.

Pidato dikatakan berhasil jika terpenuhinya tujuan/komponen pidato. Setelah pidato berlangsung, sasaran memahami, mengerti pesan dan akhirnya mengubah sikap dan perilaku sesuai dengan tujuan komunikasi. Dalam berpidato dan berkomunikasi, yang penting “how”. Pidato sebagai bagian dari komunikasi harus hati-hati, karena efek yang timbul (negatif) sulit untuk dihilangkan. Dalam berpidato, ingat motto: “Naik mimbar tanpa persiapan, turun mimbar tanpa kehormatan”.

Menjawab Pertanyaan

Menurut Rogers (2003), menjawab pertanyaan pendengar bertujuan untuk menambah keragaman penyampaian materi. Selain itu, Tanya jawab juga memberikan pendengar kesempatan yang terbatas untuk ikut berpartisipasi. Dalam menjawab pertanyaan pendengar, tampilkan diri dan gagasan dengan tenang, lancar, dan meyakinkan.

Pertanyaan yang diajukan pendengar dalam sebuah sesi tanya jawab bisa ditanggapi seorang pembicara melalui dua sudut pandang.
1)    Ada pembicara yang tidak menyukai sesi tanya jawab
Pembicara kurang menyukai sesi tanya jawab karena:
a)    Pendengar mengajukan pertanyaan sulit
b)    Pembicara tidak dapat menjawab pertanyaan pendengar
c)    Sedikit pengetahuan
d)    Kurang memahami materi yang disampaikan
2)    Ada pembicara yang menyukai sesi tanya jawab.

Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.