Pengaruh ROA Terhadap CAR
Indira (2002) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa ROA mampu memprediksi CAR satu tahun sebelum bangkrut. Sri Haryati (2001) menunjukkan bahwa ROA mampu memprediksi kesehatan bank (salah satunya diproksi dengan CAR) untuk periode kurang dari satu tahun. Hasil tersebut juga didukung oleh Haryati (2001) yang melakukan analisis kebangkrutan bank menunjukkan bahwa ROA mampu membedakan CAR pada bank yang bangkrut dan yang sehat.
Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu, maka semakin tinggi ROA yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga CAR yang merupakan indikator kesehatan bank semakin meningkat. Dengan demikian ROA diprediksikan berpengaruh positif dengan CAR.
Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap CAR
Pertumbuhan aktiva cenderung berdampak positif terhadap modal (Kaaro, 2002) dengan argumentasi pertumbuhan aktiva lebih mencerminkan horison waktu lebih panjang, investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum siap dioperasikan, sehingga aktivitas yang dilakukan tidak langsung terkait dengan penerimaan. Peningkatan aktiva dilakukan bank bila terdapat prospek yang bagus. Dalam hal kebutuhan dana internal untuk peningkatan aktiva apabila tidak mencukupi akan mendorong perusahaan menggunakan modal. Oleh karena itu permodalan harus tercukupi guna menambah aktiva (Wahidahwati, 2002). Hasil penelitian dari Hermendito Kaaro (2002) dan Sekar Mayang sari (2001) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan aset terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap penambahan modal. Dengan demikian pertumbuhan aset di prediksikan berpengaruh positif terhadap CAR.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap CAR
Pertumbuhan penjualan yang meningkat akan menguntungkan bagi bank, namun jika Loan to Deposit Ratio (LDR) menurun dan Non Performing Loan (NPL) meningkat akan menurunkan CAR. Hasil Penelitian Myers (1984) menemukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi mengakibatkan risiko kredit bertambah dan ATMR menjadi besar dan otomatis CAR menjadi lebih kecil. Penelitian tersebut konsisten dengan yang dilakukan Titman dan Wessel (1988) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan tinggi mempunyai pengaruh negative dengan CAR.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap CAR
Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham oleh investor institusi maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin efektif. Manajemen akan lebih terkonsentrasi dalam bekerja agar bank yang dipimpinnya menjadi bank yang sehat, yang tercermin oleh CAR.
Penelitian Sujoko dan Soebiyantoro (2007) secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penambahan modal (CAR). Semakin meningkat kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat kontrol terhadap manajemen. Dengan demikian kepemilikan institusional diprediksikan berpengaruh positif terhadap CAR.
Indira (2002) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa ROA mampu memprediksi CAR satu tahun sebelum bangkrut. Sri Haryati (2001) menunjukkan bahwa ROA mampu memprediksi kesehatan bank (salah satunya diproksi dengan CAR) untuk periode kurang dari satu tahun. Hasil tersebut juga didukung oleh Haryati (2001) yang melakukan analisis kebangkrutan bank menunjukkan bahwa ROA mampu membedakan CAR pada bank yang bangkrut dan yang sehat.
Sesuai dengan hasil penelitian terdahulu, maka semakin tinggi ROA yang dicapai oleh bank menunjukkan kinerja bank semakin baik, sehingga CAR yang merupakan indikator kesehatan bank semakin meningkat. Dengan demikian ROA diprediksikan berpengaruh positif dengan CAR.
Pengaruh Pertumbuhan Aset Terhadap CAR
Pertumbuhan aktiva cenderung berdampak positif terhadap modal (Kaaro, 2002) dengan argumentasi pertumbuhan aktiva lebih mencerminkan horison waktu lebih panjang, investasi pada aktiva membutuhkan waktu sebelum siap dioperasikan, sehingga aktivitas yang dilakukan tidak langsung terkait dengan penerimaan. Peningkatan aktiva dilakukan bank bila terdapat prospek yang bagus. Dalam hal kebutuhan dana internal untuk peningkatan aktiva apabila tidak mencukupi akan mendorong perusahaan menggunakan modal. Oleh karena itu permodalan harus tercukupi guna menambah aktiva (Wahidahwati, 2002). Hasil penelitian dari Hermendito Kaaro (2002) dan Sekar Mayang sari (2001) yang menunjukkan bahwa pertumbuhan aset terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap penambahan modal. Dengan demikian pertumbuhan aset di prediksikan berpengaruh positif terhadap CAR.
Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap CAR
Pertumbuhan penjualan yang meningkat akan menguntungkan bagi bank, namun jika Loan to Deposit Ratio (LDR) menurun dan Non Performing Loan (NPL) meningkat akan menurunkan CAR. Hasil Penelitian Myers (1984) menemukan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang tinggi mengakibatkan risiko kredit bertambah dan ATMR menjadi besar dan otomatis CAR menjadi lebih kecil. Penelitian tersebut konsisten dengan yang dilakukan Titman dan Wessel (1988) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan penjualan tinggi mempunyai pengaruh negative dengan CAR.
Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap CAR
Semakin terkonsentrasi kepemilikan saham oleh investor institusi maka pengawasan yang dilakukan pemilik terhadap manajemen akan semakin efektif. Manajemen akan lebih terkonsentrasi dalam bekerja agar bank yang dipimpinnya menjadi bank yang sehat, yang tercermin oleh CAR.
Penelitian Sujoko dan Soebiyantoro (2007) secara parsial menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap penambahan modal (CAR). Semakin meningkat kepemilikan institusional diharapkan semakin kuat kontrol terhadap manajemen. Dengan demikian kepemilikan institusional diprediksikan berpengaruh positif terhadap CAR.