Motivasi dalam Organisasi
Manusia bertindak seringkali karena adanya dorongan/motif untuk bertindak dan adanya kesempatan, atau dengan kata lain adanya niat dan kesempatan.
Motivasi sering diartikan sebagai keinginan/dorongan untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Motivasi bisa kuat atau lemah tergantung dari aktivitas dan perilaku yang ditunjukkan.
Kekuatan motivasi bisa berubah karena a. kepuasan (tercapai mencari +, bila terhalang mencari substitusi atau komplemen); b. perbedaan kognisi (penalaran); c. frustasi; d. kekuatan motivasi bertambah karena faktor x.
Teori motivasi antara lain a. hirarki kebutuhan Maslow (fisik, keamanan, sosial, penghargaan, aktualisasi diri); b. motivasi Herzberg (motivator - mirip 1,2,3 Maslow dan higienis – mirip 4&5 Maslow); c. motivasi Adlfer (ERG – existence, relatedness, growth); d. teori kebutuhan Mc. Clelland (n-ach: prestasi, afiliasi, kepuasan); teori X dan Y Mc. Grogor; teori dewasa dan tidak
dewasa Agryris (pasif menuju aktif, tergantung menuju tidak tergantung, bertindak sedikit menuju banyak variasi, minat tak tentu/dangkal menuju lebih dalam dan kuat, perpektif waktu jarak dekat menuju jauh, kurang sadar diri menuju pengendalian diri)
Berikut ini adalah beberapa pendapat para pakar tentang motivasi :
Ø Umar, Husein, ---, Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, Jakarta, PT Gramedia Utama
Pengertian motivasi menurut Wayne F. Casio sebagaimana dikutip Husein Umar (---:37) adalah a force that results from an individual’s desire to satisfy there needs (e.g. hunger, thist and social approval)
Teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 kelompok (Umar, ---, 37-42), yaitu teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process theory), penjelasannya secara ringkas sebagai berikut :
1. Teori Motivasi Kepuasan --- teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mau melakukan aktivitasnya, jadi mengacu pada diri seseorang. Semakin tinggi standar kebutuhan dan kepuasan yang diinginkan, maka semakin giat seseorang untuk bekerja. Teori ini dikenal antara lain : teori motivasi klasik Taylor, teori hierarki kebutuhan (need hierarchy) Abraham Maslow; teori dua faktor (two factors) Frederick Herzberg : teori motivasi Prestasi (achivement motivation) Mc Clelland; teori ERG (exxtence, relatedness and growth) Adefler.
2. Teori Motivasi Proses --- teori ini berusaha agas setiap pekerja mau bekerja giat sesuai harapan. Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja terkandung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan maka pekerja cenderung akan meningkatkan kualitas kerjanya, begitu sebaliknya.
Ada tiga macam teori motivasi proses yang terkenal, yaitu : teori harapan (expentancy theory); teori keadilan (equity theory); teori pengukuhan (reinforcement theory); teori X dan Y Mc Gregor.
Ø Ranupandojo, Heijrachman, dan Husnan, Suad, 1996, Manajemen Personalia, Edisi Keempat, Cetakan Keenam, BPFE-Yogyakarta.
Berbagai teori motivasi (197 – 200)
Berbagai pandangan dari para ahli akan membantu kita memahami bagaimana motivasi mempengaruhi prestasi kerja. Content Theory – menjelaskan tentang “apa” dari motivasi, process theory yang menjelaskan “bagaimana” dari motivasi, dan yang ketiga adalah reinforcement theory yang menekankan bagaimana perilaku itu dipelajari