Konsep-konsep dasar dalam keterampilan membaca dan menulis
Membaca merupakan keterampilan dasar. Ini berarti bahwa keterampilan tersebut perlu dimiliki setiap orang, tidak saja untuk meraih keberhasilan selama bersekolah melainkan juga sepanjang hayatnya. Di negara-negara maju kegiatan membaca telah membudaya dan merupakan bagian serta kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Bagaimana dengan di Indonesia ?
Keterampilan membaca memang amat diperlukan oleh siapa pun yang mulai memasuki dunia informasi melalui media tulis, baik dengan media buku maupun media lain, termasuk jaringan yang semakin maju. Oleh sebab itu, sebagai suatu keterampilan berbahasa, membaca memerlukan pelatihan dan strategi khusus guna memperoleh hasil yang optimal dari apa yang kita inginkan.
Menulis adalah membaca. Apa artinya kalimat itu; “menulis adalah membaca”? Artinya, kita tidak bisa menulis tanpa membaca! Barangkali kita bisa menulis tanpa membaca, tetapi yakinlah, karya tulis apapun yang dihasilkan tanpa bekal membaca sebelumnya, tulisan yang kita hasilkan bakal terasa hampa. Ibarat beras, ia tidak akan pernah bernas. Ibarat makanan, ia akan terasa hambar tanpa garam yang sama sekali tidak menerbitkan selera untuk dibaca. Menulis adalah membaca. Sebab dengan membaca, kita punya bekal referensi yang memadai. Membaca jangan terbatas dan tersandera pada buku semata. Semua informasi bisa kita baca, apapun medianya.
Sering ide dilahirkan selepas kita membaca buku. Paling gampang, lahirlah timbangan atau resensi buku. Kita bisa membuat satu artikel bahkan dari sebuah buku yang kita baca.
Membaca adalah keterampilan. Karena membaca sebuah keterampilan, maka ia harus dilatih sebagaimana kita bermain piano, gitar, atau mengayuh sepeda. Tidak ada cara lain untuk mahir membaca selain latihan dan latihan, membaca dan membaca. Membaca apa saja, yakni sesuatu yang kita anggap penting dan menarik.
Buku adalah jendela dunia, membaca adalah kuncinya. Anda hanya bisa membuka jendela dunia dengan membukanya, yakni lewat aktivitas membaca. Membaca akan menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman melebihi usia Anda. Memang di era globa ini buku bukan satu-satunya sumber ilmu, banyak sumber pustaka yang masih dapat kit abaca dan gali.
Membaca sebuah buku selama beberapa jam yang berisi pengalaman seseorang selama 10 tahun akan membuat Anda mendapatkan pengalaman yang sama dalam waktu yang jauh lebih singkat. Anda tidak perlu menghabiskan 10 tahun lamanya seperti yang telah dijalani sang penulis. Anda seolah-olah bisa berkelana ke sejarah masa lalu dan melihat apa yang terjadi dalam waktu singkat.
Masyarakat Indonesia harus diakui masih sangat kuat dalam tradisi berbicara. Kita lebih senang mengobrol ke sana ke mari daripada membaca dan menulis. Dengan demikian, waktu terus berjalan, tapi tidak banyak pengetahuan baru yang bisa diserap.
Masyarakat yang kuat dalam tradisi membaca akan memiliki kekuatan pula dalam tradisi menulis. Itu mengapa jumlah karya ilmiah, penelitian atau buku yang dihasilkan suatu bangsa berbanding lurus dengan kemajuan budaya baca pada bangsa tersebut. Membaca dan menulis merupakan satu kesatuan yang sulit dipisahkan.
Hubungan Membaca dan Menulis
Jika membaca adalah proses membuka jendela dunia, melihat wawasan yang ada dan menjadikannya sebagai khazanah pribadi, maka menulis adalah proses menyajikan kembali khazanah tersebut kepada masyarakat luas. Anda bisa menggabungkan sebuah khazanah dengan khazanah yang sudah dimiliki sebelumnya.
Sangat sulit bagi seseorang untuk menulis sesuatu yang di luar dirinya. Di luar apa yang pernah dia miliki sebelumnya. Seseorang harus memiliki sesuatu terlebih dahulu sebelum bisa memberikan kepada orang lain. Seseorang harus memiliki wawasan terlebih dahulu sebelum terampil dalam membaginya kepada orang lain.
Dengan demikian membaca mau tidak mau adalah proses yang harus dijalani oleh orang yang berkeinginan untuk bisa menulis. Jika selama ini Anda kesulitan menulis dan selalu berhenti pada kalimat atau paragraf pertama, bisa jadi penyebabnya karena terlalu sedikit stok informasi yang Anda miliki sebelumnya. Anda harus menambah stok tersebut agar proses menulis menjadi lancar.
Manfaat Membaca bagi Keterampilan Menulis
Begitu besar manfaat membaca untuk mengasah keterampilan menulis seseorang. Berikut manfaat membaca bagi keterampilan menulis.
a. Membaca memperluas wawasan
b. Membaca membantu melihat sudut pandang yang berbeda
c. Membaca membantu Anda belajar teknik menulis yang dipakai oleh orang yang lebih berpengalaman
d. Membaca membuat ide Anda melimpah
e. Membaca menjadikan otak dan pikiran Anda aktif
f. Membaca merangsang terbentuknya informasi baru di sistem daya ingat yang siap dipanggil kapan saja
g. Membaca membuat jalan pikiran Anda menjadi lebih lentur
h. Membaca memperkaya kosa kata, pilihan kalimat, dan cara penyajian yang bisa Anda pakai dalam menulis
i. Membaca membuat Anda mampu menganalisa, menghubungkan informasi yang terserak, dan melihat benang merah dari sebuah persoalan
j. Membaca membuat Anda punya bahan yang banyak untuk menuliskannya kembali
Rajin Membaca, Aktif Menulis
Begitu banyak contoh di sekitar kita yang menunjukkan bagaimana orang yang gemar membaca cenderung memiliki keterampilan menulis yang baik. Hanya sedikit nama yang layak disebut sebagai penulis besar. Sebut saja Khalil Gibran, William Shakespeare. Keduanya harus menjalani kehidupan yang kurang mengenakan terlebih dahulu, jawabannya adalah tidak. Kita justru bersyukur jika tidak melewati fase hidup yang begitu berat seperti dialami mereka. Bukan soal bagaimana jalan kehidupan yang harus kita tempuh. Tapi bagaimana kita memandang dan memanfaatkan setiap momen yang telah kita lewati untuk menjadi sebuah karya. Itulah yang dilakoni Shakespeare dan Khalil Gibran hingga mengantarkannya menjadi penulis terkenal.
Seorang penulis kreatif akan sukses jika memiliki semangat atau motivasi sejauh mana menginginkan hal-hal baru dan melakukan perubahan. Motivasi ini dilandasi sejauh mana kita menginginkan perbaikan dalam hidup. Tidak mudah menyerah, selalu memiliki solusi alternatif dan menghasil ide-ide terobosan dalam mengembangkan tulisannya. Tak kalah penting, kita harus berani keluar dari kebiasaan dan tidak terkungkung dengan apa yang ada saat ini adalah salah satu hal yang harus dipenuhi untuk menghasilkan suatu produk tulisan yang layak disebut sebagai tulisan kreatif.
Membangun Tradisi Membaca dan Menulis
Sudah saatnya membangun kembali tradisi membaca dan menulis. Inilah kontribusi yang bisa Anda berikan untuk menjadikan bangsa ini lebih maju. Lewat kebiasaan membaca, Anda bisa melatih keterampilan menulis. Anda punya kacamata yang mampu melihat berbagai sudut pandang. Anda punya amunisi kata dan kalimat yang siap dituliskan. Anda pun akan punya pikiran yang lebih jernih dan sehat.
Jika banyak pembaca yang bertanya, bagaimana caranya agar saya bisa menulis dengan baik? Maka jawaban sederhana saya adalah rajin-rajinlah membaca. Dengan kebiasaan tersebut, keterampilan menulis Anda akan meningkat dengan sendirinya.