Infark miokard akut
Gejala prodromal
Didahului oleh keluhan dada tidak enak. Keluhan ini menyerupai gambaran angina yang klasik pada saat istirahat sehingga dapat dianggap terjadi angina tidak stabil. Tiga puluh persen penderita mengeluh gejala tersebut 1-4 minggu sebelum penderita di rawat di Rumah Sakit. Sedangkan 70% keluhan tersebut dirasakan kurang dari 1 minggu. 16
Nyeri dada
Intensitas nyeri biasanya bervariasi, seringkali sangat berat bahkan banyak penderita tidak dapat menahan rasa nyeri tersebut. Nyeri dada berlangsung > 30 menit bahkan sampai berjam-jam. Kualitas dan penjalaran menyerupai gambaran angina klasik. Kadang-kadang nyeri dirasakan pada daerah epigastrium hingga merasa perut tidak enak.
Pemeriksaan fisik
Sering tampak ketakutan, gelisah, tegang. mereka sering mengurut-ngurut dadanya (levine sign). Penderita dengan disfungsi ventrikel kiri teraba dingin. Nadi bervariasi takikardi atau bradikardi. Kadang terjadi aritmia. Tekanan darah biasanya normal tetapi karena terjadi penurunan curah jantung tekanan sistolik sering turun. Pada pemeriksaan auskultasi jantung suara jantung (S1) melemah dan sering tidak terdengar. Sering terdengar gallop S3 ataupun S4. 16
Elektrokardiografi
Selama infark miokardium akut, EKG berkembang melalui tiga stadium :
(1). Gelombang T runcing diikuti dengan inversi gelombang T
Perubahan gelombang T ini menggambarkan iskemia miokardium, kekurangan aliran darah pada miokardium.
(2). Elevasi segmen ST/ STEMI
Sesuai dengan lokasi dinding ventrikel yang mengalami infark. Menandakan jejas miokardium, segmen ST biasanya kembali ke garis isoelektrik dalam beberapa jam.
(3). Muncul gelombang Q baru
Menandakan telah terjadi kematian sel miokardium yang irreversibel. Adanya gelombang Q bersifat diagnostik untuk infark miokardium.
Pemeriksaan laboratorium
(1). Creatinin kinase (CK)
Meningkat dalam 4-8 jam dan menurun ke kadar normal dalam 2-3 hari dengan kadar puncak pada 24 jam.
(2) CK isoenzim (CK-MB)
Meningkat dalam 3-12 jam pertama dan mencapai puncak dalam 18-36 jam selanjutnya menjadi normal setelah 3-4 hari.
(3) Serum glutamic oxaloacetat transminase (SGOT)
(4) Lactic dehydrigenase (LDH)
Meningkat pada 10 jam dengan kadar puncaknya tercapai dalam 24-48 jam dan kembali normal setelah 10-14 hari.
(5) Cardiac troponin (cTnI, cTnT).
Kriteria diagnostik infark miokard akut
Menurut WHO kriteria diagnosis untuk IMA adalah jika ada 2 dari faktor berikut12:
(1). Adanya nyeri dada yang spesifik
(2). Perubahan EKG
(3). Peningkatan kadar enzim jantung
Komplikasi infark miokard akut
(1) Gagal jantung akut/ edema paru akut
(2) Aritmia/ kerusakan sistem listrik jantung yang mengontrol irama jantung
(3) Ruptur dinding ventrikel, ruptur septum interventrikularis
(4) Regurgitasi mitral akut (disfungsi/ ruptur muskularis papilaris)
(5) Tekanan darah rendah menyebabkan darah tidak cukup mengalir ke arteri koroner maupun bagian-bagian tubuh lain, dapat menyebabkan syok kardiogenik
(6) Kematian.
Solusi
1). Terapi angina pektoris stabil (APS)
a) Umum : pengendalian faktor-faktor risiko dan menghindari
faktor-faktor pencetus
b) Khusus : pemberian kesehatan yang dititrasi sesuai dengan
kebutuhan antara lain : aspirin, nitrat, penyekat beta dan
antagonis kalsium.
2). Terapi angina pektoris tidak stabil (APTS)
a). Umum : pengendalian faktor-faktor risiko dan menghindari atau
mengatasi faktor pencetus
b). Khusus :
(1) Tirah baring di ruang intensif kardiovaskular
(2) Berikan oksigen 2-4 liter permenit
(3) Pasang akses vena ( dekstrose 5 % atau NaCl 0,9 % )
(4) Penenang ringan seperti diazepam 5 mg tiap 8 jam
(5) Puasakan selama 8 jam
(6) Lalu berikan makanan cair atau lunak dalam 24 jam pertama
(7) Kemudian lanjutkan 1300 kal
(8) Rendah garam dan rendah lemak
(9) Buang air besar dibantu dengan bantuan pelunak tinja
(10) bantuan khusus
(a) Aspirin dimulai saat fase akut dengan dosis 160-320 mg dikunyah
(b) Atasi angina dengan nitrat, morphin atau petidin IV
(c) Penyekat beta
(d) Heparinisasi
(e) Bila masih angina dapat diberikan antagonis kalsium
(f) Rawat di ruang intensif sampai bebas angina 24 jam.