a

Hubungan Iklim Organisasi Dengan Prestasi Kerja

Hubungan Iklim Organisasi Dengan Prestasi Kerja
Setiap organisasi mempunyai iklim sendiri yang membedakan dari organisasi-organisasi lain yang mempengaruhi perilaku anggota-anggotanya. Oleh karena itu, Moekijat (1990: 97 ) menjelaskan bahwa manajemanen harus berusaha mencipatkan suatu iklim yang memungkinkan tercapainya tujuan organisasi dan dalam pada itu memenuhi kebutuhan-krebutuhan psikologis dan sosial para karyawannya.
Penciptaan iklim hubungan karyawan dalam hal keyakinan, kepercayaan, dan keterbukaan merupakan pertimbangan mendasar dan memberikan hasil. Iklim organisasi dapat dijelaskan melalui kombinasi antara nilai dan tujuan manajemen puncak, kebijakan mendasar tertentu dan juga implementasi dan pelaksanaan kebijakan-kebijakan tersebut.
Apabila manajemen puncak sebuah organisasi tidak memiliki intregritas dan tidak dapat dipercaya serta tidak peduli terhadap karyawan, maka hanya hanya sedikit keraguan bahwa sikap seperti itu bakal merembes dan mempunyai dampak terhadap seluruh organisasi. Sebaliknya, jika manajemen puncak menunjukan komitmennya terhadap hubungan manusiawi yang baik dan mendukung berbagai fungsi dan program personalia serta kebijakan yang terkait dengan manajemen sumber dayamanusia, maka memungkinkan iklim tersebut dapat tercipta dan dipertahankan.
Kebijakan mendasar yang dianut oleh organisasi seperti itu dapat mencakup pelaksanaan pilihan kebijakan dalam hal variable institusional dan lingkungan tertentu ( Simamora, 2001: 31 )
Iklim organisasi disini merupakan hal yang sangat perlu menjadi perhatian seorang pemimpin organisasi, karena faktor tersebut dapat mempengaruhi keefektivitasan kinerja karyawannya. Telah banyak usaha yang dilakukan untuk memisahkan, menerangkan dan menentukan tempat konsepsi ini dalam teori organisasi.
Sementara itu organisasi yang muncul dari kelahirannya dengan ukuran yang masih sangat kecil dan kemudian berkembang menjadi besar pasti banyak mengalami rintangan yang harus dihadapi. Misalnya seperti banyaknya permasalahan dalam organisasi tersebut. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui bagaimana kaitan antara iklim organisasi dengan keefektivitasan kinerja organisasi serta pengaruh kesehatan organisasi dalam suatu tubuh organisasi. Strauss dan Sayless (1998: 34) berpendapat bahwa apabila manajemen melengkapi pekerja dengan tunjangan-tunjangan, kondisi kerja yang baik atau iklim organisasi yang baik maka hal tersebut akan meningkatkan prestasi kerja karyawan. Karena dengan dipenuhinya kebutuhan karyawan oleh perusahaan akan meningkatkan prestasinya.
Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi kerja yaitu keterampilan yang dimiliki; kemampuan dasar atau ability; usaha yang dilakukan harus didukung oleh alat, teknologi yang tersedia/sarana; adanya insentif (penghargaan atau pujian yang diberikan); lingkungan kerja yang mendukung; dan adanya motivasi terus menerus, Rahardja (dalam Maghfiroh, 2006: 2).
Robin (1994: 223), menyebutkan bahwa iklim organisasi merupakan norma-norma, nilai-nilai dan standart-standart perilaku dalam organisasi yang secara sadar maupun tidak telah mendapat pengakuan dari para anggotanya, sehingga dapat menjadi pedoman perilaku kepada anggota dalam hal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, apa yang sebaiknya dihindari. Dalam hubungannya dengan prestasi kerja, disebutkan bahwa semakin iklim organisasi dipersepsikan positif dan mendapat pengakuan yang kuat dari para karyawan pada organisasi perusahaan, maka semakin efektif organisasi, sehingga iklim organisasi yang kuat dapat menjadi subtitusi bagi formalitas.
Pendapat Flippo (1985: 165) secara jelas menunjukkan adanya pengaruh antara iklim organisasi dengan prestasi kerja. Dikatakan bahwa iklim organisasi yang sehat menunjukkan organisasi yang dinamis dan mengakui adanya keterlibatan dan penghargaan setiap anggota organisasi alam bentuk kerja. Dengan iklim organisasi, yang praktis para anggota organisasi tidak berada pada situasi yang dikehendaki dan mereka yang dapat lebih produktif dalam urusan pekerjaan tanpa dilibatkan dengan isu-isu organisasi yang bersifat normatif bahkan sering bersifat konseptual. 
Hal ini menunjukkan bahwa prestasi kerja dari seseorang akan ikut menjadi penentu kelangsungan operasional suatu perusahaan. Prestasi dalam hal ini merupakan hasil yang telah dicapai dari yang telah di lakukan, di kerjakan, dll. Sedangkan kerja merupakan aktifitas yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Hampir separuh dari kehidupannya manusia melakukan aktifitas tersebut, karena untuk memenuhi kebutuhan dalam hidupnya manusia terdorong untuk melakukan aktifitas kerja.
Dalam pencapaian tujuan perusahaan diharapkan para karyawan yang memiliki kecakapan, keterampilan atau skill dan kemahiran kerja yang tinggi guna menyelesaikan seluruh tugas atau pekerjaannya untuk mencapai hasil yang efisien. Dapat dikatakan sangat diharapkan prestasi kerja yang tinggi dari tiap-tiap karyawan, karena karyawan merupakan salah satu modal dasar dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa apabila perusahaan atau organisasi memiliki keinginan untuk maju, maka pihak perusahan tidak seharusnya memaksakan kehendaknya sendiri atas jalannya organisasi. Karena sukses dan gagalnya suatu perusahaan sangatlah tergantung dari tujuan organisasi yaitu perlu adanya kerjasama antar pimpinan dengan bawahan untuk mencapai iklim organisasi yang baik demi tercapainya tujuan.
Dengan demikian dinyatakan bahwa tanpa melalui iklim organisasi, mustahil dapat meningkatkan prestasi kerja, tetapi dengan didukung adanya pelatihan-pelatihan dan pemberian insentif yang berbeda antara karyawan.
Oleh karena itu iklim yang sesuai bagi suatu organisasi adalah iklim organisasi yang sehat dan baik, dengan demikian maka prestasi kerja karyawan akan tercapai.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.