Manusia Sebagai Mesin
Salah satu pandangan yang umum tentang manusia dewasa ini ialah memandangnya dari sudut apa yang mampu silakukan olehnya. Tenaga serta kemampuan yang dimiliki oleh seseorang. Bahwa manusia sering kali dianggap sebagai mesin terbukti ketika pemakaian mesin menagakibatkan seorang pegawai di-PHK. Lagi pula, sang pekerja hanya dibayar secukupnya, supaya dia mau bekerja dan tidak diperhatikan mengenai kesejahteaannya. Seorang gembala dengan pandangan hal ini bahkan tidak berminat untuk mengunjungi anggota jemaatnya yang lanjut usia dan sakit-sakitan, karena mereka tidakmampu menyumbangkan sesuatu yang menguntungkan gereja.
Manusia Sebagai Hewan
Pandangan yang lain memandang manusia sebagai hewan tidak ada perbedaan kualitatif di antara manusia dengan hewan lainnya.prbedaan yang ada hanyalah perbedaan tingkat saja.
Manusia Sebagai Mahluk Seksual
Sigmund freud menganggap seksualitas sebagai kerangka dasar manusia. Menurut Freud kepribadian manusia itu terdiri atas tiga bagian. Ada bagian yang dinamakan Id, yaitu bagian manusia yang amoral, bagian yang penuh dengan gejolak dan nafsu. Teori-teori freud ini dilandaskan pada pengertian bahwa semua perilaku manusia pada dasarnya berasal dari dorongan dan tenaga seksual.
Manusia Sebagai Mahluk Ekonomis
Pandangan yang lain mengatakan bahwa kekuatan-kekuatan ekonomis paling mempengaruhi dan menentukan perilaku manusia. Bila manusia memiliki sumber-sumber ekonomis untuk menyediakan semua kebutuhan tersebut untuk dirinya dan orang-orang yang menjadi tanggungannya, maka ia merasa puas atau merasa bahwa tujuan hidupnya telah tercapai.
Manusia Sebagai Bidaj di Semesta Alam
Khususnya di antara kalangan eksistensialis terentu, tetapi juga di kalangan masyarakat yang lebih luas.
Manusia Sebagai Mahluk Yang Bebas
Pendekatan yang menekankan kebebasan manusia, kemampuannya untuk memilih, melihat kehendak manusia sebagai hakikat kepribadiannya. Menurut orang-orang yang menganut pandangan ini, kebutuhan pokok manusia adalah informasi sehingga menjadikan manusia mampu untul mengadakan pilihan dengan cerdas. Menurut syarat untuk bertindak-mengetahui apa yang harus dilakukan, kemauan untuk melakukan apa yang kita tahu harus dilakukan dan kemampuan untul melakukan apa yang kita mau lakukan.menjadi manusia sepenuhnya, seseorang harus menerima tanggung jawab yaitu mampu membuat keputusan sendiri. Semua usaha untuk mengingkari tanggung jawab bagi diri sendiri adalah usaha yang tidak wajar.
Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Kemudian ada pandangan bahwan manusia pada dasarnaya merupakan anggaota dari masyarakat. Keanggotaan di dalam kelompok terrentu itulah yang membuat manusia menjadi manusia. Seseorang yang tidak berinteraksi dengan mahluk-mahluk sosial lainnya belum sepenuhnya menjadi manusia. Pandangan ini kadang-kadang meliput juga gagasan bahwa manusia sebenarnya tidak memiliki jati diri. Gereja dapat menolong seseorang mewujudkan tujuan hidupnya degan menyediakan suasana serta mendorong terjalinya hubungan sosial yang positif dan membangun.
Pandangan Kristen Tentang Manusia
Telah kita lihat dan peljarai berbagai pengertian tentang sifat manusia. Tidak satu pun yang memuaskan sebagai pandangan hidup. Diantaranya, misalnya pandangan manusia sebagai hewan. Namun bahkan seorang ahli biologi sekalipun tidak pernah berpikir bahwa anaknya yang baru lahir sekadar merupakan seeokor hewan menyusui.
Pandangan Kristen tentang manusia, yang merupakan pokok bahasan dari Bagian Lima buku ini, ialah bahwa manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang dibuat sesuai dengan gambar Allah. Pertama, ini berarti, bahwa manusia harus diartikan bukan sebagai berasal dari proses evolusi yang kebetulan, melainkan lewat suatu Tindakan yang sadar dan terarah dari Allah. Jadi ada alasan bagi keberadaan manusia, dan alasan tersebut terdapat di dalam maksud Sang Penciptanya.
Kedua, gambar Allah itu merupakan sifat atau bagian dasar dari manusia. Manusia tidak mungkin menjadi manusia tanpa gambar Allah ini. Manusia dapat mengasihi, memuja, serta menaati Penciptanya. Kesejahteraan jasmaniah kita penting. Hal itu diperhatikan oleh Allah, sehingga sudah selayaknya kalau kita memperhatikannya juga. Pada saat itulah orang akan menyadari kebenaran dari pernyataan Yesus ketika la mengatakan, "Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa yang kehilangan nyawanya karena Aku dan karena lnjil, ia akan menyelamatkannya" (Mrk. 8:35).
Alkitab mengajarkan bahwa setiap orang berharga serta dikenal oleh Allah: setiap helai rambut di kepala kita dihitung oleh-Nya (Mat. 10:28-31) . Begitu pentinglah setiap orang dianggap oleh Allah.