a

Asesmen, Pengukuran, Penilaian, dan Tes

Pengertian Asesmen, Pengukuran, Penilaian, dan Tes
a. Asesmen
Secara umum asesmen berarti sebagai proses untuk mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah maupun kebijakan-kebijakan sekolah.

Secara sederhana, asesmen dapat berarti  sebagai proses pengukuran dan nonpengukuran untuk memperoleh data karakteristik siswa dengan aturan tertentu. Dalam pelaksanaan asesmen pemebelajaran, guru akan dihadapkan tiga sistilah yang sering digunakan secara bersama-sama yaitu istilah pengukuran, penilaian, dan tes.

b. Pengukuran

Secara sederhana, pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala, peristiwa, atau benda sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan pengukuran terhadap proses dan hasil pembelajaran yang hasilnya berupa angka-angka yang mencerminkan capaian, proses dan hasil belajar. Misal, angka 40, 55, dan 75 yang diperoleh dari hasil pengukuran proses dan hasil pembelajaran tersebut bersifat kuantitatif dan belum dapat memberikan makna apa-apa, karena belum menyatakan tinngkat kualitas dari apa yang  diukur. Angka hasil pengukuran ini disebut skor mentah. Angka hasil pengukuran baru mempunyai makna apabila dibandingkan dengan criteria atau patokan tertentu.

c. Penilaian

Penilaian adalah proses pemberian makna  atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan criteria tertentu. Hasil penilaian dalam pembelajaran disebut nilai. Kriteria sebagai pembanding dari proses dan hasil pembelajaran tersebut dapat ditentukan sebelum proses pengukuran atau dapat pula ditetapkan sesudah pelaksanaan pengukuran. Kriteria ini dapat berupa proses atau kemampuan minimal yang dipersyaratkan, atau batas keberhasilan, dapat pula berupa kemampuan rata-rata unjuk kerja kelompok dan berbagai patokan yang lain.

Kriteria yang berupa batas kriteria minimal yang telah ditetapkan sebelum pengukuran dan bersifat mutlak disebut Penilaian Acuan Patokan atau Penilaian Acauan Kriteria (PAP/PAK).

Contoh penentuan patokan dengan penghitungan persentase untuk skala lima sebagai berikut.

Interval Persentase Tingkat Penguasaan
Nilai Ubah Skala Lima
Keterangan
0 - 4
E – A
85 % - 100 %
75 % - 84 %
60 % - 74 %
40 % - 59 %
0 %  -  39 %
4
3
2
1
0
A
B
C
D
E
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
Gagal

Contoh penentuan patokan dengan penghitungan persentase untuk skala sepuluh sebagai berikut.

Interval Persentase Tingkat Penguasaan
Nilai Ubah Skala Sepuluh
Keterangan
96 %   -  100 %
86 %   -  95 %
76 %   -  85 %
66 %   -  75 %
56 %   -  65 %
46 %   -  55 %
36 %   -  45 %
26 %   -  35 %
16 %   -  25 %
0 %     -  15 %
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Sempurna
Baik sekali
Baik
Cukup
Sedang
Hampir sedang
Kurang
Kurang sekali
Buruk
Buruk sekali

Kriteria yang ditentukan setelah kegiatan pengukuran dilakukan dan didasarkan pada keadaan kelompok dan bersifat relatif disebut Penilaian Acuan Norma atau Penilaian Acuan relative (PAN/PAR).

Contoh penentuan patokan dengan penghitungan konversi skala lima dalam PAN.
Skala Sigma
Skala Angka
Skala Lima


  E - A
0 – 4

+ 1,5

+ 0,5

- 0,5

 - 1,5

M + 1,5 SD

M + 0,5 SD

M  - 0,5 SD

M  - 0,5 SD

A

B

C

D

E
4

3

2

1

0

Contoh penentuan patokan dengan penghitungan konversi skala sepuluh dalam PAN.

Skala sigma
Skala angka
Skala
1-10
+ 2,25
+ 1,75
+ 1,25
+ 0,75
+ 0,25
+ 0,25
+ 0,75
+ 1,25
+ 1,75
+ 2,25
M + 2,25 S
M + 1,75 S
M + 1,25 S
M + 0,75 S
M + 0,25 S
M + 0,75 S
              M + 0,75 S             
M + 1,25 S
M + 1,75 S
M + 2,25 S
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1

d. Tes

Tes adalah seperangkat tugas yang dikerjakan atau sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur tingkat pemahaman dan penguasaannya terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan tujuan pengajaran tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya tes merupakan alat ukur yang sering digunakan dalam asesmen pembelajaran disamping alat ukur yang lain.

Dalam melaksanakan proses asesmen pembelajaran, guru selalu berhadapan dengan konsep-konsep evaluasi, pengukuran, dan tes yang dalam penerapannya sering dilakukan secara simultan. Sebab itu, dalam praktik ketiganya sering tidak dirasakan pemisahannya, karena melakukan asesmen berarti telah pula melakukan ketiganya. Waktu melakukan asesmen guru pasti telah menciptakan alat ukur berupa tes maupun nontes seperti soal-soal ujian, observasi proses pembelajaran dan sebagainya. Melakukan pengukuran, yaitu mengukur atau memberi angka terhadap proses pembelajaran atau pekerjaan siswa sebagai hasil yang merupakan cerminan tingkat penguasaan terhadap materi yang dipersyaratkan, kemudian membandingkan angka tersebut dengan kriteria tertentu yang berupa batas penguasaan minimum ataupun berupa kemampuan umum kelompok, sehingga munculah nilai yang mencerminkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Akhirnya diambilah keputusan oleh guru tentang kualitas proses dan hasil belajar.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.