Asalasah ~ Orang-orang berusia 30-an dan 40-an seringkali merasa masih terlalu dini untuk khawatir dengan gejala kesehatan tertentu seperti tekanan darah tinggi. Jangan salah, sebuah studi baru dari AS menemukan bahwa kondisi semacam ini tak bisa diabaikan sama sekali. Sebab tekanan darah tinggi pada kelompok usia tersebut ternyata justru mempercepat proses penuaan otak.
Studi yang dilakukan oleh Charles DeCarli, profesor neurologi dan direktur Alzheimer's Disease Center di University of California Davis (USC) dan rekan-rekannya ini diyakini sebagai studi pertama yang menunjukkan bahwa orang-orang paruh baya dapat mengalami kerusakan struktur otak akibat tekanan darah tinggi karena kerusakan semacam itu biasanya hanya terjadi pada lansia yang telah mengalami penurunan kemampuan kognitif.
Dengan mengamati kadar tekanan darah tinggi 579 partisipan sejak tahun 2009, peneliti dapat membagi partisipan ke dalam satu dari tiga kelompok yaitu pemilik tekanan darah normal, prehipertensif dan tekanan darah tinggi.
Lalu partisipan menjalani scan MRI dan ketika hasilnya dianalisis peneliti menemukan bahwa otak partisipan yang tekanan darahnya tinggi mengalami perubahan tak sehat di frontal lobe-nya, termasuk 9 persen gray matter (jaringan dalam otak yang berfungsi sebagai pusat pemrosesan informasi) yang lebih kecil dibandingkan partisipan yang tekanan darahnya normal.
Dengan kata lain otak partisipan yang berusia 33 tahun tapi bertekanan darah tinggi terlihat serupa dengan otak partisipan berusia 40 tahun yang tekanan darahnya normal.
Yang membuat studi ini penting adalah tekanan darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi karena penderitanya takkan merasakan gejala apapun hingga mereka mengalami kejadian tertentu seperti serangan jantung atau stroke.
Hambatan lainnya adalah orang-orang yang termasuk dalam kelompok usia 30-an dan 40-an tahun ini cenderung mengabaikan kondisi tekanan darah tinggi yang mereka alami karena tengah berada di puncak karir atau fokus membangun keluarga.
Itulah mengapa melalui studi ini orang-orang didorong untuk rutin mengecek tekanan darah mereka, terutama ketika mereka memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti obesitas, merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, gaya hidup yang pasif atau resistensi insulin dan diabetes.
Lagipula jangan pernah berpikir Anda terlalu muda untuk memiliki tekanan darah tinggi dan lakukan sesuatu sesegera mungkin untuk menanggulanginya.
"Orang-orang bisa terus melindungi kesehatan otaknya di usia senja dengan mengetahui dan mengatasi tekanan darah tingginya sedini mungkin atau di usia muda, saat dimana Anda sebenarnya tak perlu mengkhawatirkannya," pungkas DeCarli seperti dikutip dari emaxhealth, Kamis (8/11/2012).
Studi yang dilakukan oleh Charles DeCarli, profesor neurologi dan direktur Alzheimer's Disease Center di University of California Davis (USC) dan rekan-rekannya ini diyakini sebagai studi pertama yang menunjukkan bahwa orang-orang paruh baya dapat mengalami kerusakan struktur otak akibat tekanan darah tinggi karena kerusakan semacam itu biasanya hanya terjadi pada lansia yang telah mengalami penurunan kemampuan kognitif.
Dengan mengamati kadar tekanan darah tinggi 579 partisipan sejak tahun 2009, peneliti dapat membagi partisipan ke dalam satu dari tiga kelompok yaitu pemilik tekanan darah normal, prehipertensif dan tekanan darah tinggi.
Lalu partisipan menjalani scan MRI dan ketika hasilnya dianalisis peneliti menemukan bahwa otak partisipan yang tekanan darahnya tinggi mengalami perubahan tak sehat di frontal lobe-nya, termasuk 9 persen gray matter (jaringan dalam otak yang berfungsi sebagai pusat pemrosesan informasi) yang lebih kecil dibandingkan partisipan yang tekanan darahnya normal.
Dengan kata lain otak partisipan yang berusia 33 tahun tapi bertekanan darah tinggi terlihat serupa dengan otak partisipan berusia 40 tahun yang tekanan darahnya normal.
Yang membuat studi ini penting adalah tekanan darah tinggi merupakan pembunuh tersembunyi karena penderitanya takkan merasakan gejala apapun hingga mereka mengalami kejadian tertentu seperti serangan jantung atau stroke.
Hambatan lainnya adalah orang-orang yang termasuk dalam kelompok usia 30-an dan 40-an tahun ini cenderung mengabaikan kondisi tekanan darah tinggi yang mereka alami karena tengah berada di puncak karir atau fokus membangun keluarga.
Itulah mengapa melalui studi ini orang-orang didorong untuk rutin mengecek tekanan darah mereka, terutama ketika mereka memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti obesitas, merokok, mengonsumsi alkohol secara berlebihan, gaya hidup yang pasif atau resistensi insulin dan diabetes.
Lagipula jangan pernah berpikir Anda terlalu muda untuk memiliki tekanan darah tinggi dan lakukan sesuatu sesegera mungkin untuk menanggulanginya.
"Orang-orang bisa terus melindungi kesehatan otaknya di usia senja dengan mengetahui dan mengatasi tekanan darah tingginya sedini mungkin atau di usia muda, saat dimana Anda sebenarnya tak perlu mengkhawatirkannya," pungkas DeCarli seperti dikutip dari emaxhealth, Kamis (8/11/2012).
Sumber: http://health.detik.com/read/2012/11/08/140039/2086023/763/awas-tekanan-darah-tinggi-bikin-cepat-pikun?l992203755