Penulisan Soal Bentuk Uraian
Dalam proses menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan dalam merumuskannya. Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut siswa untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya sendiri. Adapun kelengkapan yang dimaksud adalah kelengkapan perilaku yang diukur yang dipergunakan untuk menetapkan aspek yang dinilai dalam pedoman penskorannya. Hal yang paling sulit dalam penulisan soal bentuk uraian adalah menyusun pedoman penskorannya. Penulis soal harus dapat setepat-tepatnya merumuskan pedoman penskorannya, karena soal bentuk uraian kelemahannya pada tingkat subyektifitas dalam penskorannya.
Berdasarkan metode penskorannya, bentuk uraian diklasifikasikan menjadi 2 yaitu uraian objektif dan urian non objektif. Bentuk uraian obyektif adalah suatu soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian/konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif. Artinya perilaku yang diukur dapat diskor secara dikotomus. Bentuk uraian non objektif adalah soal yang menuntut sehimpunan jawaban dengan pengertian atau konsep menurut pendapat masing-masing siswa, sehingga penskorannya sukar dilakukan secara objektif. Untuk mengurangi tingkat subjektifitas dalam pemberian skor ini, maka dalam menentukan perilaku yang diukur dibuatkan skala.
Dalam penulisan soal berbentuk uraian wujud soal terdiri dari :
1) Dasar pertanyaan/stimulus bila ada atau diperlukan
2) Pertanyaan
3) Pedoman penskorannya
Dalam penulisan soal berbentuk uraian terdapat beberapa kaidah penulisan yang perlu diperhatikan yaitu :
a) Materi
(1) Soal harus sesuai dengan indikator
(2) Setiap pertanyaan diberi batasan jawaban yang diharapkan
(3) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan tujuan yang akan di ukur
(4) Materi yang ditanyakan harus sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat sekolah
b) Konstruksi
(1) Menggunakan kata tanya/perintah yang menuntut jawaban terurai
(2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal
(3) Setiap soal harus ada pedoman penskorannya.
(4) Tabel, gambar, grafik, peta atau sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca
c) Bahasa
(1) Rumusan kalimat soal harus komunikatif
(2) Menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar (baku)
(3) Tidak menimbulkan penafsiran ganda
(4) Tidak mempergunakan bahasa yang berlaku setempat
(5) Tidak mengandung kata/ungkapan yang menyinggung perasaan siswa