Pembelajaran Paikem
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan terdapat beberapa persyaratan yang harus dipenuhi antara lain: manajemen yang kuat, pembelajaran yang efektif, dan peranserta masyarakat. Pada sesi ini akan secara khusus dibicarakan tentang konsep PAIKEM dan Contextual Teaching and Learning dalam lingkup: Apa, Mengapa, dan Bagaimana.
PAIKEM dan CTL adalah salah satu pendekatan atau model pembelajaran yang saat ini disarankan oleh pemerintah untuk diterapkan, dilaksanakan dan dikembangkan oleh sekolah-sekolah di Indonesia. Sebab PAIKEM dan CTL telah termaktub dalam UU Sisdiknas Nomor 20 tahun 2003, khususnya Bab 1 Ketentuan Umum pasal 1, 3, 4 dan Bab 5 tentang Peserta Didik Pasal 12.
Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah yang menyatakan bahwa dalam kegiatan inti pembelajaran merupakan proses untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang harus dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, krativitas, dan kemadirian sesuai denganbakat, minat, dan perkembangan fisik dan psikologis peserta didik.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
Kegiatan pembelajaran ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.
PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif /Inovatif, Kritis /Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran berbasis kompetensi merupakan pembelajaran yang dilakukan dengan orientasi pencapaian kompetensi peserta didik. Sehingga muara akhir hasil pembelajaran adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya.
Contextual Teaching and Learning merupakan Konsep pembelajaran yang membantu guru Mengaitkan antara materi yang diajarkannya dg situasi dunia nyata siswa (konteks pribadi, lingkungan fisik, sosial, kultural); Mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan-nya dalam konteks kehidupan mereka sehari-hari; dan Menempatkan siswa didalam konteks bermakna yang menghubungkan pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajarinya dan sekaligus memperhatikan faktor kebutuhan individual siswa.