Definisi Operasional
Berikut ini adalah definisi operasional masing-masing istilah pada operasionalisasi variabel yang telah dipaparkan sebelumnya:
A. Entrepreneurial Competencies
Variabel Entrepreneurial Competencies terbagi atas enam dimensi yang mendiagnosis tingkat kemampuan pemilik usaha kecil sebagai seorang entrepreneur.
Berikut ini adalah dimensi yang akan didiagnosis:
1) Opportunity; keyakinan terhadap peluang usaha yang dimiliki.
2) Relationship; kemampuan dalam bersosialisasi.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Kemampuan bekerja sama dengan orang lain.
b) Kemauan menerima pendapat orang lain.
c) Kemauan mempercayai orang lain.
3) Conceptual; kemampuan dalam merancang konsep.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Kemampuan pengambilan keputusan secara terencana.
b) Kemampuan menggali informasi sebelum merumuskan konsep.
c) Kemauan menyadari tantangan dalam berbisnis.
d) Kemampuan mengembangkan inovasi baru pada usaha.
4) Organizational; kemampuan dalam mengelola manajemen.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumrn sebagai berikut:
a) Kemampuan mengelola pegawai.
b) Kemampuan mengelola alat-alat produksi.
c) Kemampuan mengelola keuangan.
d) Kemampuan memilih penggunaan teknologi.
5) Strategic; kemampuan dalam merancang strategi.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Kemampuan perencanaan dalam pencapaian keberhasilan.
b) Kemampuan mencari penyebab kegagalan.
c) Kemampuan menjalankan strategi yang telah direncanakan.
6) Commitment; keyakinan bahwa komitmen mampu memajukan usaha.
B. Competitive Scope
Variabel Competitive Scope terbagi atas enam dimensi yang mendiagnosis seberapa baik kemampuan manajerial pemilik usaha untuk mengelola usahanya dilihat dari sudut pandang eksternal bisnis yang dimilikinya.
Berikut ini adalah dimensi dan atribut yang akan didiagnosis:
1) Market heterogeneity; kemampuan pemilik usaha dalam memahami karakteristik pasar usaha.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Upaya mencari informasi keinginan pelanggan.
b) Pemahaman keanekaragaman karakteristik pelanggan.
1) Technological sophistication; sejauhmana kemampuan pemilik usaha dalam memilih dan menerapkan teknologi secara cepat dan tepat.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Kecepatan penerapan teknologi dilakukan oleh pemilik usaha.
b) Ketepatan penerapan teknologi yang dilakukan oleh pemilik usaha.
3) Market attractiveness; sejauhmana persepsi pemilik usaha terhadap market attractiveness usaha yang dimilikinya.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Persepsi pemilik usaha terhadap mudah atau tidaknya kompetitor untuk masuk pada lapangan usaha sejenis.
b) Persepsi pemilik usaha terhadap ancaman dari produk pengganti dari produk yang dihasilkan.
c) Persepsi pemilik usaha terhadap kekuatan bernegosiasi dengan pemasok.
d) Persepsi pemilik usaha terhadap kekuatan bernegosiasi dengan pembeli.
e) Persepsi pemilik usaha terhadap persaingan dalam industri sejenis.
4) Product/ industry life-cycle; pengetahuan pemilik usaha terhadap siklus produk/ industri yang dimiliki.
5) Market demand; pengetahuan pemilik usaha terhadap penggolongan.
6) Competitive concentration; pengetahuan dan persepsi pemilik usaha untuk mengembangkan keunggulan bersaing pada industri yang dijalaninya.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Persepsi pemilik usaha terhadap keunggulan produk yang dihasilkan.
b) Persepsi pemilik usaha terhadap cakupan keunggulan bersaing yang dipilih untuk menjalankan usahanya.
C. Organization Capabilities
Variabel organization capability terbagi atas empat dimensi yang mendiagnosis seberapa besar kemampuan pemilik usaha untuk mengelola usahanya dilihat dari sudut pandang internal bisnisnya.
Berikut ini adalah dimensi dan atribut yang akan didiagnosis:
1) Innovation; kemampuan pemilik usaha untuk mengembangkan inovasi pada usaha yang dimilikinya.
Atribut terbagi ke dalam beberaoa instrumen sebagai berikut:
a) Kemampuan pengembangan inovasi pada produk yang dihasilkan.
b) Kemampuan pengembangan inovasi dalam proses menghasilkan produk.
2) Quality; kemampuan pemilik usaha untuk menciptakan kualitas produk yang dimiliki serta sesuai dengan keinginan pelanggan.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Kemampuan menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
b) Kemampuan menghasilkan produk yang kualitasnya sesuai dengan keinginan pelanggan.
3) Cost-effectiveness; kemampuan pemilik usaha dalam meminimalisir biaya untuk memamsimalkan keuntungan.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Kemampuan kemampuan pemilik usaha untuk meminimalisir biaya.
b) Kemampuan pemilik usaha untuk memaksimasimalkan keuntungan.
3) Organicity; kemampuan penggunaan sumber daya (tenaga, waktu dan pikiran) yang dikelola secara optimal untuk menjalankan aktivitas usaha.
D. Firm Performance
Variabel firm performance terbagi atas empat dimensi yang mendiagnosis seberapa besar kinerja usaha kecil dikaitkan dengan entrepreneurial competencies yang dimiliki pemilik usaha.
Berikut ini adalah atribut yang akan didiagnosis:
1) Market Share; persepsi pemilik usaha terhadap pangsa pasar yang dimilikinya sebelum dan sesudah diberi pinjaman.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Persepsi pangsa pasar yang dimiliki usaha.
b) Persepsi bahwa pinjaman yang diberikan meningkatkan pangsa pasar usaha.
2) Profit; persepsi pemilik usaha terhadap keuntungan bersih dan penjualan yang diraihnya sebelum dan sesudah diberi pinjaman.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Keuntungan bersih.
b) Penjualan.
c) Persepsi pinjaman yang diberikan meningkatkan keuntungan dan penjualan.
3) Growth; persepsi pemilik usaha terhadap pertumbuhan jumlah pegawai sebelum dan sesudah diberi pinjaman.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Pertumbuhan jumlah pegawai.
b) Persepsi pinjaman yang diberikan meningkatkan jumlah pegawai.
4) Duration; lama berdirinya usaha.
Atribut terbagi ke dalam beberapa instrumen sebagai berikut:
a) Lama berdirinya usaha.
b) Persepsi pinjaman yang diberikan membantu upaya mempertahankan keberadaan usaha