-Kau mengujiku lagi. Terima kasih, aku menjadi orang yang semakin sabar saja-
Tuhan.
Jika Kau ada disini saat ini. Aku
sangat ingin sekali berdiskusi dengan-Mu. Mari kita duduk. Minum kopi,
makan biscuit, nonton TV. Mari kita berdiskusi. Ada banyak hal yang
ingin aku ceritakan. Yang ingin aku katakan, yang ingin aku tanyakan
dan yang sangat aku Harapkan padamu.
Ada begitu banyak, Tuhan. Teramat –
sangat - banyak . Malam yang hanya tersisa beberapa jam saja ini tidak
akan dapat cukup untuk menampugnya. Untuk itu, dari sekian banyak itu
izinkan aku malam ini berdiskusi banyak tentang dia. Dan kumohon, untuk
kali ini saja. dengarkan aku, Tuhan.
Iyaaah. Dia ! Wanita yang kau selipkan sejenak disela perjalanan hidupku yang tengah penat.
Kembali aku harus mengakui bahwa dia
telah menyempurnakan pencarianku dalam belantara hati tentang arti
Cinta. Dia adalah cahaya, adalah oase, adalah bintang dan Fajar yang
menyempurnakan setiap malam dan hariku.
Tidak dapat kupungkiri, dia adalah
manifestasi dari keindahan dan keagunganMu. KebesaranMu yang
terpancarkan, dan sinarnya telah merasuk kedalam sum-sum jiwaku. Dia
adalah keabadian bagi gemuruhnya hati. kesempurnaan titipan dari-Mu.
Aku mencintainya, Tuhan. dari terbit
fajar hingga tak pernah tenggelam. Dia adalah suluh yang menerangi
sumpah fajarku untuk selalu ada disetiap pagi dan tak akan pergi
meskipun malam usai.
Kesempurnaan yang Kau ciptakan pada
dirinya membuat aku selalu silau akan pesonanya. Aku berlari sekuat
tenaga. Dengan langkah yang terlampau tergesa untuk meraihnya.
Rambu-Rambu yang mengingatkan dan menghadang diperjalananku tak jua
kuhiraukan. Kuabaikan semua. Kututup mataku serapat rapatnya demi
menggapainya. Demi meraihnya….
Dan tepat disanalah kau mengantarku
menuju. Tepat di hamparan hatinya aku terdampar. Terkapar merasakan
kebahagiaan. Kesejukan. Ketenangan dan kasih sayang yang semakin
membuat aku terbuai. Terima kasih, Kau telah membuat aku merasakan hal
itu kembali. Itu sebabnya aku selalu percaya pada-Mu. Kau adalah Ayah,
adalah Ibu yang selalu tahu apa yang anaknya butuh.
Tapi jalan hidup inipun memang tidak
akan pernah Kau buat datar. Waktu yang terus berdetak selalu
menyadarkan aku bahwa sejatinya tidak ada yang kekal. Mata hati yang
Kau buka membuat aku tersudut pada pilihan pahit.
Aku tersentak ! Jurang perbedaan yang
kau ciptakan diantara kami membuat seluruh otot-ototku lemas. Nadiku
lemah dan nyaris tidak berdetak. Aku terpekur. Logikaku teruss dan tak
berhenti bereksplorasi mencari tahu jawaban sebuah tanya : “ Mengapa Harus kepercayaan kepada-Mu yang memisahkan kami ? “
Selalu menyulitkan bagiku untuk memilih
salah satu diantara kalian. Meskipun toh, akhirnya Aku memilih-Mu.
Lantaran niat suciku untuk menjalankan kewajibanku. Lantaran
keinginanku untuk memperbaiki imanku. Lantaran Cinta yang tak terhingga
yang telah Kau berikan sepanjang hidupku. Aku memilih-Mu. Lantaran aku
tidak ingin membuat-Mu Cemburu. Dan Kau lihat, aku memililhmu. Karena
memang tak selayaknya aku menduakan cinta-Mu.
Tuhan, Aku sakit sejujurnya
Tapi Ini adalah karuniaku. Adalah
Ujianku. Tapi mengapa harus dia yang menanggung sakitnya. .? mengapa
harus hatinya yang tersayat sayat luka ? tidak bisakah semua aku yang
menggungnya ? Menyakitkan bagiku menyadari bahwa aku telah menyakitinya
? Seandainya saja Kau bisa memberiku pilihan lain selain
meninggalkannya. Beri aku satu kesempatan untuk menjaganya ya Tuhan.
Menjaga cintanya.
Tapi tidak ada pilihan yang tersisa.
Yang ada hanya air mata dan sayatan-sayatan luka yang mungkin akan
membekas di hatinya. Beri dia Kekuatan, Beri dia kesabaran dan
keikhlasan. Beri dia kebesaran hati dan jiwa. Lindungi dia, Tuhan.
Aku Mohon….
Sumber