Tahukah
kalian tentang broken home? Ya, suatu istilah yang sering diartikan
sebagai ketidakharmonisan keluarga ataupun sebuah perceraian orangtua.
Siapa korbannya? Tentu anak-anak yang berasal dari keluarga itu, bukan
orang tuanya, orang tua yang mungkin adalah mereka yang EGOIS dan
seringkali begitu. Keadaannya baik-baik saja kalau perpisahan dilakukan
dengan damai, si anak mungkin saja merasa mengerti tentang keadaan
orangtuanya. Tapi bagaimana kalau semua itu tidak berakhir damai?
Tahukah
apa yang biasanya terjadi pada anak-anak yang berasal dari keluarga
‘broken home’? Kebanyakan dari mereka terjerumus dalam kehancuran,
walaupun ada juga yang bisa menempatkan dirinya pada keadaan yang ‘tidak
hancur’. Kehancuran mereka bukan hanya sekedar hancur jiwanya, tapi
seluruh kehidupannya ikut hancur,mereka yang mulanya punya teman jadi
dijauhi karena berbagai alasan. Mereka yang mulanya punya tempat untuk
berbagi, jadi kehilangan tempat untuk sekedar bercerita. Mereka yang
mulanya punya senyum yang bahagia, jadi hanya tersenyum hambar, tanpa
rasa. Jadi ke mana mereka bisa membagi derita mereka? Hanya sesama anak
dari keluarga broken home yang mau menerima cerita mereka, dan kadang
mereka pun harus bercerita pada dirinya sendiri,karena apa? Karena tidak
ada yang mau mendengar cerita mereka.
Lebih
banyak anak seperti mereka yang menarik diri dari pergaulannya walaupun
mereka kadang masih diterima dengan terbuka oleh teman-temannya. Mereka
minder dan iri, ya, karena mereka tidak seperti teman-temannya. Mereka
akan cenderung menyendiri. Membiarkan dirinya beerada dalam dunia baru
yang sendiri. Apakah teman-temannya tahu? Mereka tahu, tapi tidak
peduli. Apa sih yang bisa dipedulikan dari anak brokenhome? Tidak ada,
atau mungkin hanya masalah yang dibuat (bagi sebagian yang salah jalur)
Selama
ini, citra anak yang berasal dari keluarga broken home adalah citra
buruk yang teramat negative. Tidak ada yang menyangka, bahwa seorang
anak yang berprestasi juga merupakan anak dari keluarga broken home.
Banyak orang terlanjur beranggapan kalau anak yang berasal dari keluarga
broken home adalah anak-anak rusak.
Saya
menceritakan dua hal tentang anak broken home, yang salah jalur atau
tetap di jalur yang benar, tapi semuanya sama saja, pada dasarnya mereka
pasti minder dengan keadaannya, sehebat atau seburuk apapun mereka.
Mereka selalu iri dengan teman-temannya yang menceritakan tentang
orangtuanya, selalu merasa iri. Kenapa saya tahu yang mereka rasakan?
Karena saya salah satu diantara mereka, saya tahu bagaimana rasanya.
Rasanya hancur dan rasanya bangkit dari kehancuran, rasanya jatuh di
titik terendah dari sebuah jurang, rasanya mendaki jurang itu, rasanya
sendirian (sampai sekarang pun saya masih merasa sendiri) rasanya iri,
rasanya minder dan rasa-rasa yang lain (bukan rasa jeruk, strobbery,
jambu, manggal, dll ya :D).
Pembelajaran
tentang keluarga yang tidak harmonis, tolong diperhatikan korbannya
yaitu “si anak dari keluarga broken home”. Terima kasih
*mungkin
ini kata-kata ngaco, tapi saya sedang ingin membahas ini, curcol
sedikit, tapi tak apalah, ini blog saya juga :D maav jika pembaca tidak
berkenan dengan tulisan ini.*
Dan Saya adalah salah satu dari keluarga Broken Home.. >.<