a

Bentuk Muka Bumi Akibat Proses Endogenik

Bentuk Muka Bumi Akibat Proses Endogenik

Bentuk muka bumi bermacam-macam baik yang ada di daratan maupun lautan. Tinggi rendahnya permukaan bumi disebut relief. Terbentuknya relief bumi disebabkan oleh tenaga geologi. Tenaga geologi dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.    Tenaga endogen: tenaga yang berasal dari dalam bumi.
Contoh: vulkanisme, seisme, dan diatropisme.
2.      Tenaga eksogen: tenaga yang berasal dari luar bumi yang bersifat merusak.
Contoh: tenaga angin, air, organisme, dan sinar matahari.

1.      Vulkanisme
Vulkanisme (kegunungapian) adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma magma dari dalam perut bumi. Magma adalah campuran batuan dalam keadaan cair, liat, dan sangat panas.
Gunung api adalah tempat di permukaan bumi yang pernah/masih mengeluarkan magma. Dilihat dari terbentuk dan terjadinya, ada 3 macam gunung api, seperti berikut :
a.       Gunung api maar.
Bentuknya seperti danau kecil/danau kawah, dan terjadi karena letusan yang hebat.
Contoh: gunung Lamongan di Jawa Timur
b.      Gunung api kerucut.
Bentuknya kerucut dan terjadi karena letusan dan lelehan yang bergantian. Di Indo­nesia banyak terdapat gunung api jenis ini.
c.       Gunung api perisai (tameng)
Contoh: gunung Mauna Loa di Hawaii.
Kuat lemahnya gunung api tergantung dari tekanan gas, kedalamam dapur magma, luasnya-dapur magma, dapur magma, dan sifat magma.

Menurut aktivitasnya gunung api, terbagi atas:
a.       Gunung aktif      : Masih bekerja, sering berasap, sering terjadi gempa dan letusan.
b.      Gunung mati       : Gunung yang sejak tahun 1600 tidak meletus lagi.
c.       Gunung istirahat : Gunung yang sewaktu-waktu meletus kemudian beristirahat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api antara lain derajat kekentalan magma, tekanan gas magnetik, dan kedalaman dapur magma.
Berdasarkan tipe letusannya, gunung api dibedakan sebagai berikut.
a.       Tipe Hawai
Magma sangat cair, tekanan gasnya rendah, berasal dari dapur magma yang dangkal.
Contoh: Gunung Kilaulea dan Maona Loa di Hawaii.
b.      Tipe Stromboli
Erupsi tidak terlalu eksplosif, magma cair dengan tekanan gas sedang, dan berasal dari dapur magma yang agak dalam.
Contoh: Gunung Vesuvius di Italia dan Gunung Raung di Jawa Timur.
c.       Tipe Vulkano
Magma kental dengan tekanan gas sedang sampa tinggi, berasal dari magma yang dangkal sampai agak dalam.
Contoh: Gunung Etna di Italia dan Gunung Semeru di Jawa Timur.
d.      Tipe Perret
Mempunyai ledakan yang sangat dahsyat disertai material yang menyembur karena tekanan gas yang tinggi.
Contoh: Gunung Krakatau di Selat Sunda.
e.       Tipe Merapi
Magma kental dan mengalir perlahan karena tekanan gasnya yang rendah sehingga membentuk sumbat kawah. Akibatnya tekanan gas makin kuat hingga kawah terangkat dan pecah yang disertai keluarnya awan panas.
Contoh: Gunung Merapi di Jawa Tengah.
f.       Tipe St. Vincent
Magma kental dengan tekanan gas sedang, berasal dari dapur magma yang dangkal.
Contoh: Gunung Kelud di Jawa Timur dan Gunung St. Vincent di kepulauan Antiles.
g.       Tipe Pelee
Magma kental dengan tekanan gas yang tinggi, berasal dari dapur magma yang dalam.

                           Gejala vulkanisme: peristiwa yang muncul pada gunung api aktif
a.    Intrusi magma: terobosan magma ke dalam litosfer tetapi belum sampai pada permukaan bumi.
Akibat adanya intrusi magma, terjadi bermacam-macam bentukan seperti berikut.
1)      Sill          : magma yang masuk di antara dua lapisan bahan sedimen dan membeku, bantuknya pipih.
2)      Lakolit    : magma yang masuk di antara batuan sedimen menekan ke atas, bagian atas cembung, bawah datar.
3)      Batolit     : magma yang menembus lapisan batuan dan membeku di tengah jalan.
4)      Intrusi korok (gang), magma yang menyusup menerobos lapisan batuan.
5)      Apofisis, ialah semacam intrusi korok, namun lebih kecil, merupakan cabang dari gang.
6)      Diatrema, ialah magma (batuan) yang mengisi pipa letusan (pipa kawah).

b.      Ekstrusi magma: peristiwa menyusupnya magma ke permukaan bumi yang menyebabkan terjadinya gunung api
Ekstrusi (erupsi) dapat berlangsung secara eksplosif (ledakan) maupun effusif (tanpa ledakan). Dilihat dari bentuknya, erupsi terdiri atas tiga jenis.
1)      Erupsi sentral, yaitu gerakan magma yang keluar dari saluran magma.
2)      Erupsi linier, adalah erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah yang memanjang.
3)      Erupsi areal, adalah erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena dapur magma letaknya dekat sekali dengan permukaan bumi.

Bahan yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme:
1)      Bahan padat (efflata)
Contoh : bom, lahar panas, lahar dingin.
2)      Bahan cair
Contoh : lava, lahar panas, lahar dingin.
3)      Bahan gas (ekshalasi)
Contoh: solfatar, fumarol, mofet.
Gejala post vulkanis: peristiwa yang terdapat pada gunung api yang telah mati.
Gejela post vulkanis antara lain solfatar (sumber gas belerang), fumarol (uap air), mofet (gas asam arang), mata air panas dan geyser (mata air yang memancar secara periodik). Secara geologis, wilayah Indonesia merupakan pertemuan Lempeng Eurasia dan Lempeng India-Australia. Pertemuan kedua lempeng tersebut membentuk dua jalur pegunungan lipatan yang melalui Indonesia, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediteran. Akibatnya di Indonesia banyak dijumpai gunung api yang masih aktif dan gempa bumi.


                       a  Sirkum Pasifik
  Sirkum ini berawal dari Pegunungan Andes di Amerika        Selatan   yang                                                                   menyambung ke Pegunungan Rocky di Amerika, Jepang, Filipina, dan masuk  ke wilayah Indonesia melalui P. Sulawesi bersambung ke P. Halmahera sampai ke P. Jawa.
                     b. Sirkum Mediteran
 Berawal dari Pegunungan Alpen di Eropa menyambung ke Pegunungan Himalaya di   Asia dan masuk ke Indonesia melalui Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di wilayah ini Sirkum Mediteran terbagi menjadi dua jalur, yaitu:
1)      Busur dalam
Bersifat vulkanis. Wilayahnya meliputi P. Sumatra, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara.
2)      Busur luar
Merupakan jalur nonvulkanis yang sebagian besar terdapat di dasar laut. Wilayahnya meliputi pantai barat Sumatra, pantai selatan Jawa, Nusa Tenggara, dan Maluku.

Kerugian gunung berapi:
Letusan gunung berapi dapat menyebabkan terjadinya:
    1. Banjir lahar.
    2. Banjir lava.
    3. Gelombang pasang.
    4. Awan emulsi.
Keuntungan gunung berapi:
a.       Menyuburkan tanah.
b.      Menjadi penangkap hujan.
c.       Material-material yang dikeluarkan dapat menjadi bahan bangunan.
d.      Letak mineral lebih dekat dengan permukaan.
e.       Menjadi tempat wisata/sanatorium.
Usaha mengurangi bahaya gunung api:
a.       Membuat terowongan air pada kepundan yang berdanau.
b.      Mengadakan pos pengamatan.
c.       Mengungsikan penduduk.
2.      Seisme/Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang merambat ke mana-mana yang disebabkan oleh kekuatan dari dalam bumi. Intensitas gempa dibedakan menjadi 2:
    1. Macroseisme: gempa yang intensitasnya besar.
    2. Microseisme: gempa yang intensitasnya kecil.
Menurut terjadinya gempa dibedakan:
    1. Gempa runtuhan, terjadi karena runtuhnya tanah.
    2. Gempa vulkanis, terjadi karena letusan gunung api.
    3. Gempa tektonik, terjadi karena pergeseran lapisan batuan di dalam bumi.
Hiposentrum merupakan pusat gempa yang ada di dalam bumi, sedangkan episentrum merupakan pusat gempa di permukaan bumi.
Berdasarkan bentuk episentrumnya, ada 2 macam gempa.
    1. Gempa linier, episentrum gempanya berbentuk linier. Gempa tektonik umumnya termasuk gempa linear.
    2. Gempa sentral, episentrumnya berbentuk titik. Gempa vulkanik dan gempa runtuhan termasuk kelompok gempa yang episentrumnya berupa titik.
Berdasarkan letak/kedalaman hiposentrum, terdapat 3 macam gempa:
    1. Gempa dalam, jika hiposentrum 300-700 km.
b.      Gempa intermedier, jika hiposentrumnya terletak antara 100 kemampuan manajerial sampai 300 kemampuan manajerial.
c.       Gempa dangkal, jika kedalaman hiposentrumnya kurang dari 100 kemampuan manajerial.
Berdasarkan jarak episentrum, dibedakan dua macam gempa.
    1. Gempa dekat (lokal), jarak episentrumnya kurang dari 10.000 m.
    2. Gempa jauh, jarak episentrumnya lebih dari 10.000 m.
Garis pada peta gempa dibedakan:
a.       Homoseista   : gpris yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa pada waktu yang sama.
b.      Isoseista        : garis yang menghubungkan tempat-tempat yang dilalui gempa dengan intensitas yang sama.
c.       Pleistoseista  : gempa yang mengelilingi daerah yang mendapat kerusakan terhebat dari gempa.
Gelombang gempa dapat dibedakan menjadi tiga macam:
    1. Gelombang longitudinal: gelombang yang merambat dari hiposentrum melalui bumi dengan kecepatan 7-14 km/detik. Disebut dengan gelombang primer.
    2. Gelombang transversal: gelombang yang merambat dari hiposentrum dengan kecepatan 4-7 km/detik. Disebut dengan sekunder.
b.      Gelombang permukaan/panjang: gelombang gempa yang dirambatkan dari episentrum dengan kecepatan 3,5 - 3,9 km/detik.
Untuk menghitung jarak episentral, dapat dihitung dengan menggunakan rumus Laska, sebagai berikut:
D = ((S - P) - 1) 1 x megameter
D = jarak episentrum          P = gelombang primer
S = gelombang sekunder    1 megameter = 1.000 km
Alat pencatat gempa disebut seismograf. Seismograf dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a.       Seismograf horizontal: mencatat getaran dengan arah horizontal.
b.      Seismograf vertikal: mencatat getaran dengan arah vertikal.
Intensitas kekuatan gempa dapat diketahui dengan menggunakan Skala Richter dan  Skala Mercalli.
Istilah-istilah lain yang berkaitan dengan gempa :
    1. Seismologi : ilmu yang mempelajari hal ikhwal gempa.
b.      Hiposentrum : pusat gempa di dalam bumi.
c.       Episentrum      : pusat gempa di permukaan bumi.
d.      Seismogram : gambaran getaran gempa yang dibuat oleh seismograf.
e.       Makroseista : daerah di permukaan bumi yang mengalami kerusakan terberat akibat gempa.
3.      Tektonisme
Diatropisme/tektonisme/tektogenese adalah gerakan perubahan letak lapisan permukaan bumi secara perlahan, baik vertikal maupun horizontal. Menurut kecepatannya gerakan ini dibedakan:
    1. Epirogenetik adalah gerak lapisan kulit bumi yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Gerak epirogenetik dibedakan menjadi 2, yaitu:
1)      Epirogenetik positif : gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut tampak naik.
Contoh : tenggelamnya Benua Gondwana, tenggelamnya daratan Atlantis.
2)      Epirogenetik negatif: gerak naiknya daratan sehingga permukaan laut tampak turun.
Contoh: naiknya P. Timor dan Buton, naiknya pantai Skandinavia.
    1. Orogenetik adalah gerak yang relatif lebih cepat daripada gerak epirogenetik dan meliputi daerah yang sempit. Contoh: terbentuknya lipatan pegunungan muda Sirkum Pasifik.
    2. Gerak orogenetik dapat menyebabkan terjadinya pegunungan lipatan, patahan, dan dislokasi.
1)      Lipatan (Folds)
Struktur batuan akan mengalami pelipatan jika terkena suatu tekanan yang lemah, berlacagsung terus-menerus dan dalam waktu yang lama.
Bagian puncak lipatan disebut antiklilnal, sedangkan lembah lipatan disebut sinklinal.
Daerah pegunungan lipatan biasanya dihasilkan oleh tekanan horizontal dari arah yang berlawanan yang puncaknya mengalami pelipatan kecil-kecil. Ada 4 macam lipatan, berdasarkan sumbu lipatannya:
a)      Lipatan tegak
b)      Lipatan miring
c)      Lipatan menggantung
d)      Lipatan reba

2)      Patahan (Fault)
Struktur batuan mengalami patahan jika terjadi tekanan yang kuat melampaui titik patah batuan dan berlangsung sangat cepat. Daerah sepanjang patahan biasanya merupakan pusat gempa bumi karena selalu mengalami pergeseran. Ada tiga jenis patahan akibat gerakan lempengan, yaitu:
a)      Normal fault yaitu patahan yang arah lempengan batuannya turun mengikuti arah gaya berat.
b)      Reserve fault yaitu patahan yang arah lempengan batuannya naik berlawanan arah dengan gaya berat.
c)      Strike slip fault yaitu patahan yang arah lempengan batuannya horizontal dan berlawanan.
Bentuk permukaan bumi akibat patahan :
a)      Graben atau slerik (tanah turun) yaitu suatu depresi yang berbentuk antara dua patahan sehingga blok batuan yang berada di tengah kedua patahan mengalami penurunan
b)      Horst (tanah naik), yaitu jika bagian di antara dua patahan mengalami pengangkatan lebih tinggi dari daerah sekitarnya

c)      Fault scrap yaitu dinding terjal (cliff) yang dihasilkan oleh patahan dengan salah satu blok bergeser ke atas menjadi lebih tinggi.
d)      Retakan (joint) yaitu struktur retakan terjadi karena pengaruh gaya renggangan sehingga batuan retak-retak, tetapi masih bersambung. Retakan biasanya ditemukan pada batuan yang rapuh di daerah puncak antiklinal, dikenal dengan nama tectonic joint.

3)      Pelengkungan (warping)
Gerak vertikal yang tidak merata pada suatu daerah akan menghasilkan perubahan struktur lapisan yang semula horizontal menjadi melengkung. Jika melengkung ke atas akan membentuk kubah, sedangkan jika melengkung ke bawah akan membentuk cekungan (basin).
4)      Sesar
Patahan ini terjadi akibat adanya gerak horizontal yang tidak frontal. Ada dua macam sesar, yaitu:
a)      Dekstral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesarlainnya di depan kita bergeser ke kanan                   
b)      Sinistral, jika kita berdiri di potongan sesar yang satu, potongan sesar lainnya di depan kita bergeser ke kiri
5)      Fleksur
Fleksur adalah bentuk pergeseran vertikal yang merupakan peralihan dari bentuk lipatan ke patahan.
6)      Block Mountain
Block mountain adalah kumpulan pegunungan-pegunungan patahan, di dalamnya terdapat bermacam-macam bentuk horst, slenk, dan sebagainya.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.