Asalasah ~ Seorang pengidap Sindrom Tourette seringkali tidak bisa mengontrol gerakan atau ucapannya sendiri. Perempuan Inggris ini misalnya, dalam satu jam bisa mengucapkan kata 'biskuit' sampai 900 kali secara tiba-tiba tanpa bisa dikontrol.
Jess Thom (31 tahun), perempuan kehaliran London Selatan ini mengidap Sindrom Tourette sejak kecil. Sindrom ini dicirikan oleh gerakan-gerakan motorik yang tidak terkontrol, sehingga sering melakukan gerakan-gerakan atau mengeluarkan ucapan yang tidak terkontrol.
Pada kasus yang dialami Jess, gejala yang paling sering muncul adalah mengucapkan kata 'biskuit' secara berulang. Saat sedang berbincang-bincang misalnya, tiap beberapa patah kata pasti terselip kata biskuit yang tahu-tahu muncul tanpa ada maksudnya dan tidak bisa dikontrol.
Demikian juga saat tampil di sebuah siaran radio, Jess terus-menerus mengucapkan kata 'biskuit' sembari menceritakan pengalamannya hidup dengan Sindrom Tourette. Bagi orang lain mungkin terdengar lucu, namun Jess sama sekali tidak bermaksud melucu karena kata-kata itu muncul di luar kendalinya.
"Ada banyak hal tentang Sindrom Tourette 'biskuit!' yang tidak bisa diubah 'biskuit!', tetapi ada satu yang bisa 'biskuit!' yakni dampak sosial yang ditimbulkan," tutur Jess dalam sepenggal ucapannya di acara tersebut
Acara radio yang dihadiri Jess sampai-sampai tidak bisa disiarkan langsung, sebab terkadang Jess juga mengeluarkan kata-kata kotor (f-word) dan harus diedit supaya tidak didengar oleh anak kecil. Padahal biasanya, acara talk show tersebut disiarkan secara langsung.
Jess sudah menyadari kondisinya itu sejak kecil, lalu mulai merasa terganggu saat beranjak remaja. Pada suatu ketika di pelajaran olahraga, ia pernah tiba-tiba melempar gurunya dengan bola basket sehingga dimarahi dan dikeluarkan dari lapangan.
Kondisinya makin memburuk pada umur 20 tahun, namun baru mendapatkan diagnosis bahwa dirinya mengidap Sindrom Tourette pada umur 25 tahun. Bertahun-tahun lamanya sejak masih kecil, ia hanya menganggap kondisinya itu sebagai misteri yang tidak pernah terpecahkan.
Meski demikian, Jess tidak pernah merasa minder meski sering ditertawakan orang-orang di lingkungannya karena cara berbicaranya yang terdengar lucu bagi orang yang tidak tahu. Pernah pada suatu masa ia merasa sangat malu, tapi lama-kelamaan mulai terbiasa.
Sumber