a

Pendidikan Agama Kristen Dalam Gereja Purba

Pendidikan Agama Kristen Dalam Gereja Purba

Pendidikan agama Kristen yang dikembangkan oleh Gereja purba merupakan usaha untuk bergumul dengan kebudayaan yang nilai-nilainya bermusuhan terhadapnya dalam lingkungan luas. Diperhadapkan dengan keadaan demikian tanggapan- tanggapannya tidak seragam. Terdapat pemimpin seperti Tertullianus yang ingin menarik garis pemisah yang tajam antara gereja dan kebudayaan. Antara kedua-duanya tidak ada tempat netral. Persekutuan Kristen wajib memisahkan diri secara mutlak dari pengaruh kebudayaan Yunani- Romawi. Akan tetapi, pemikir lain lagi seperti Hieronimus dan Basil ingin memanfaatkan hasil kebudayaan tersebut yang tidak bertentangan langsung dengan iman Kristen. Tetapi ketegangan yang nampak pada abad-abad pertama itu antara kebudayaan apa saja dan nilai-nilai Gerejawi akhirnya tidak diredakan pada zaman itu, malahan di teruskan selama semua abad yang menyusup, bahkan gereja hanya dapat menjadi garam dunia apabila ia bergumul terus-menerus dengan lingkungan luasnya tempat ia ditempatkan Tuhan.

Pada tahap lebih khusus lagi Gereja Purba diperhadapkan pada tantangan agamawi pula, misalnya ajaran gnostik, mitraisme dan neo-Platonisme.

Serentak dengan itu, gereja perlu memikirkan hubungannya dengan Negara. Titik-titik pertentangan yang nampak segera dikaitkan dengan masalah dimana letaknya kesetiaan mutlak seorang Kristen . Dalam proses menjawab pertanyaan tersebut, sejumlah nyawa orang Kristen dikorbankan. Yang lainnya berdebat dengan para pendukung gereja, dalam arti memberikan penjelasan mengapa kaum Kristen tidak mungkin mengambil bagian dalam upacara Negara yang bersifat agamawi. Namun mereka ingin menjadi warga Negara yang setia dan bertanggung jawab.

Justru dalam lingkungan luas itulah dipelopori pikiran dan praktek pendidikan agama
Kristen.

Pada dasarnya, usaha itu berakar dalam pergumulan teologis. Meskipun seluk-beluknya harus dipelajari dalam bidang dogmatika dan sejarah. Gereja umum, namun sebagian dari pergumulan tersebut perlu diangkat disini agar seluruh pergumulan teologi gereja pada abad-abad pertama itu jangan dipisahkan dari pelayanannya dari bidang pendidikan agama Kristen. Pergumulan teologis merupakan bagian dari pendidikan agama Kristen. Tetapi pendidikan agama Kristen yang tidak melibatkan warga jemaat dalam pergumulan teologisnya bukanlah pendidikan agama Kristen yang sebenarnya. Disebutkan pula bagaimana gereja berusaha menjelaskan serta mengajarkan tentang jati diri Yesus dari Nazaret. Tetapi usaha ini bukanlah jalan satu arah saja. Melalui semua pengajaran itu para warga jemaat terdorong untuk menggali kembali sumber-sumber iman mereka.

Di samping itu, pada umumnya terdapat pula pengajaran melalui dua macam usaha, yaitu isi nyanyian rohani yang dipelopori oleh Efraim, pendeta si Siria, dan melalui mutu kehidupan para warga Kristen sendiri yang dipupuk melalui kebaktian umum, doa pribadi dan puasa.

Secara khusus, juga pandangan masing-masing lima pendidik besar dipaparkan, yaitu Clementus, Origenes, Hieronimus, Chrysostomus dan Augustinus.

Tentang wadah pokok yang dikembangkan Gereja Purba, paling tidak tiga macam yang menonjol, jemaat yang beribadah, katekumenat bagi para calon warga gereja, dan sekolah katekisasi, semacam perguruan tinggi.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.