a

Agama Kristen Menjelang Reformasi

Agama Kristen Menjelang Reformasi

Secara nisbi, masyarakat Eropa Barat pada Abad Pertengahan statis sifatnya. Di dalamnya setiap warga mempunyai tempat yang tetap karena lahir dalam kelas sosial tertentu, dan amat sukar baginya untuk keluar dari kelas tersebut.

Tetapi sekitar abad ke-15, dunia itu tergoncang oleh sejumlah perkembangan dan penemuan yang mengubah gaya berpikir begitu banyak warga dan cara mereka bertindak. Antara lain dapat disebutkan penemuan serbuk mesiu dengan dampaknya dapat menghancurkan system feodalisme. Proses memperlemah kekuasaan feodalisme itu diiringi oleh pertumbuhan kota-kota dagang merdeka dengan warga-warga yang berminat terhadap perdagangan dan pengolahan. Dalam system itu kreatifitas dan prakarasa perseorangan dan gaya berpikirnya secara bebas itu dihargai lebih tinggi ketimbang nilai-nilai yang sama dalam masyarakat feodalisme.

Di Eropa Selatan, khususnya di negeri Portugal, Spanyol dan Italia, para penjelajah yang amat berani melayarkan kapal-kapal kecil ketempat-tempat yang jauh sekali dari tanah air mereka. Lebih penting lagi, mereka mampu kembali lagi tetapi bukan dengan ufuk pemikiran terbatas seperti dulu. Mereka telah menjumpai negeri, bangsa dan kebudayaan yang berbeda sekali ketimbang pengalaman mereka sebelumnya. Planet bumi betul-betul bundar dan bukan datar seperti yang sudah lama diajarkan gereja. Sebagai akibatnya, kekuasaan gereja mulai dirongrong karena dunia ini pun perlu diperhatikan dan bukan hanya dunia yang diseberang saja.

Dengan kehancuran feodalisme, kekuasaan politis semakin mengalir kedalam tangan pemimpin yang membentuk kerajaan yang berporoskan bangsa tertentu. Dalam prosesnya, khususnya di Portugal, Spanyol, Perancis dan Inggris, para warganya mulai mengidentifikasikan diri sebagai warga negeri masing-masing dan bukan lagi warga daerah tempat lahirnya saja. Dengan kata lain, nasionalisme sedang berkembang. Tidak jarang identitas negeri mereka sering dihargai daripada keanggotaannya dalam gereja.

Penemuan dua macam teknologi cenderung mengakhiri monopoli pengetahuan yang sudah lama dinikmati gereja dan kelas atas, yaitu penemuan rahasia membuat kertas dan mesin cetak yang mempergunakan huruf lepas. Yang terakhir ini diolah oleh Gutenberg dan memungkinkannya mencetak Alkitab dengan ongkos yang lebih murah, cepat dan jumlahnya banyak.

Kopernikus membuktikan bahwa matahari adalah pusat alam semesta dan bukan lagi bumi seperti pemikiran dalu. Demikianlah bumi berputar pada porosnya dan serentak berputar memgelilingai matahari . sekali lagi salah satu pengajaran gereja dibuktikan salah.

Gerakan humanisme membuka mata orang-orang terhadap pentingnya memperoleh naskah perjanjian lam yang paling kuno dalam bahasa Ibrani. Begitu pula naskah Perjanjian Baru dalam bahasa Yunani. Demikianlah kekuasaan Alkitab mulai lebih berwibawa ketimbang kekuasaan gereja.

Penyakit parah dalam tubuh gereja diakui banyak orang .., tetapi mereka tidak sepaham tentang jalan keluarnya. Salah satu siasat penting dipelopori orang yang mendirikan ordo/wait baru. Yang lain lagi memberanikan diri untuk meletakkan masalahnya persis dipintu paus sendiri. Nama waycliffe di Inggris, Hus di Ceko dan Savarola di Italia berkaitan dengan siasat terakhir ini, dan ketiganya ditendang keras oleh kepausan bahkan Hus dan Savanorola mati syahid karena keyakinan mereka. Di Belanda, Groote memelopori pendekatan lain lagi. Dia memulai gerakan yang dikenal dengan Persaudaraan Hidup Bersama. Gaya hidup keanggotaannya amat disiplin , tetapi mereka tidak mengasingkan diri belakang tembok biara. Mereka ingin mengubah mutu kehidupan masyarakat dengan mengikuti kristus dengan serius. Di samping itu mereka mendirikan begitu banyak sekolah demi kepentingan pendidikan bagi anak-anak laki-laki miskin.

Diantara sekian banyak orang ternama yang pernah belajar pada sekolah Persaudaraan itu, sumbangan Eramus dari Rotterdam amat berpengaruh. Dia merupakan jembatan antara Gereja Khatolik Roma dan Gereja Refomasi. Dia menentang dan mendukung kedua-duanya tanpa membiarkan diri ditangkap oleh satu atau lainnya, karena itu dia dikecam oleh tokoh penguasa Gereja Katolik Roma dan oleh Luther dan kawan-kawannya. Sumbangannya di bidang pendidikan agama Kristen dibahas didua pokok, Eramus Pendidik Oikumenis dan Eramus Pendidik Khusus.

Dari segi kedalaman sumbangannya, peranan dari yang pertama lebih bermakna.

Sebagai Pendidik Oikumenis dia mendidik melalui usahanya memperoleh naskah perjanjian baru yunani paling kuno agar memperoleh bacaan yang sesuai dengan maksud pengarang setiap kita atau bagian setiap kitab. Atas penemuannya itu, dia menerjemahkan perjanjian baru ke bahasa latin, suatu terjemahan yang maknanya berbeda disana sini daripada Vulgata yang diterjemahkan Hieronimus beberapa ratus tahun sebelumnya.

Dia amat tajam dalam kecamannya terhadapa gaya hidup kaum pemimpin gereja. Dia juga mempertahankan hak setiap orang baik pria maupun perempuan untuk menikah atau tidak. Demikianlah dia menentang pernikahan yang ditentukan oleh persetujuan kedua keluarga yang bersangutan tetapi terlepas dari kehendak perempuan itu sendiri. Eramus ingin mendukung hak memilih kaum perempuan karena dia adalah seorang manusia juga dan bukan benda yang diperjual-belikan. Dia amat menghargai lembaga pernikahan tetapi dia realis juga. Apabila pernikahan tertentu tidak membahagiakan keduabelah pihak, maka mereka hendaknya diijinkan bercerai dengan hak menikah dengan seorang lainnya.

Para imam pun hendaknya menerima hak memilih menikah atau tidak, karena terlampau banyak imam tidak mau atau tidak dapat hidup suci sebagai seorang selibat. Lebih suci apabila membiarkan imam menikah,mendirikan rumah tangga serta mendidik anak-anak mereka daripada memperoleh keturunan gelap yang tidak dapat menerima bimbingan seorang ayah.

Karena dia pun hidup dalam masyarakat yang suka perang dia tidak mengenal lelah dalam usahanya mendidik para pemimpin gereja dan masyarakat agar menjauhkan diri dari hasrat berperang sambil meramalkan peranan menjadi orang yang membawa damai. Dalam Keluhan Si Damai eramus menyampaikan pandangannya terhadap kebodohan berperang dan kebijaksanaan mencari damai.

Sebagai pendidik khusus, Eramus ingin mendidik kaum muda sedemikian rupa agar mereka mampu berpikir sedalam dan sebebas mungkin, memperoleh ketrampilan mengungkapkan pikirannya amat jelas, serta mengamalkan gaya hidup yang sesuai dengan intisari injil Yesus Kristus.

Dia mengakui bakat berbeda dalam diri tiap pelajar.dia ingin mengebangkan karunia apapun yang nampak dalam diri pelajar, tetapi dalam suasana belajar yang menghargai kebebasan berfikir seta mempelopori gagasan ataupun jalan lain daripada yang lajim diterima.

Kurikulum yang menitikberatkan ketrampilan membaca dan menulis dalam bahasa latin. Untuk maksud itu , dia mengarang buku percakapan yang bersifat dialogis yang isinya membahas berbagai masalah dalam gereja dan masyarakat. Demikianlah para pelajar-pelajar bagaimana menyampaikan pikiran sejelas mungkin dalam gaya menulis yang sesuai dengan tata bahasa latin murni. Isi Alkitab dan karya bapa-bapa Gereja Purba pun merupakan bagian dari kurikulumnya.

Metodeloginya tidak luar biasa walaupun dia menentang pendekatan dialektis, karena dengan itu pelajar cenderung mementingkan nilai mengalahkan lawannya daripada meyakinkan karena kedalaman isi argumentasinya. Semua metode yang berkaitan dengan kekerasan sebagai dorongan belajar harus dicabut dari akarnya . apabila kekerasan diperlukan maka hal ini hanya menyatakan kelemahan kemampuan si guru. Berbeda dengan banyak warga sejamannya, dia ingin mendidik laki-laki dan perempuan.
Artikel Menarik Lainnya
Copyright © 2012-2099 Contoh Artikel Berita - Template by Ardi Bloggerstranger. All rights reserved.